Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Teknologi Hybrid Milik Haval Jolion HEV

Kompas.com - 19/11/2024, 09:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - GWM Indonesia belum lama ini mengadakan bedah teknologi terkait teknologi hybrid yang diusung oleh Haval Jolion HEV. Sistem hibrida yang digunakan mobil ini sedikit berbeda dari yang digunakan mobil hybrid pada umumnya.

Pasalnya, pada Jolion HEV, transmisinya menggunakan Dedicated Hybrid Transmission (DHT) Gen 2. Pun, disematkan juga Dual Motor System, yang memiliki setelan dual-motor untuk serial-parallel hybrid.

Baca juga: Kencan Singkat dengan Haval Jolion HEV buat Keliling Jakarta

Transisi antara motor listrik dengan mesin konvensional juga dibuat mulus pergantiannya. Sehingga, mengoptimalkan efisiensi BBM dan performa yang dihasilkan.

Mesin 1.5 L Haval Jolion HEVDok. Drive.com.au Mesin 1.5 L Haval Jolion HEV

Triyono, Senior Technical & QUality Manager GWM Indonesia, mengatakan, transmisi DHT yang digunakan lebih kecil dimensinya dan lebih ringan.

"Di DHT, memiliki dua motor. Pertama, untuk menyalurkan tenaga motor ke roda. Ada namanya T-Motor, ketika dia mendapatkan arus dari baterai, baru dia menggerakkan motor. Motor itu akan ditransmisikan ke yang namanya reducer, reducer baru nanti ke roda. Ini prinsip (kerja) EV, Electric Vehicle," ujar Triyono, kepada wartawan, saat ditemui di Jakarta, Senin (18/11/2024).

Baca juga: Haval Jolion HEV Turun Harga, Dijual Rp 405 Juta

"Nah, yang dikatakan hybrid itu di mana? Karena disini ada engine, ICE yang dipakai. Nah, di-combine dengan yang namanya DHT tadi. Motor yang kedua itu adalah G-Motor, atau generator. Generator itu dia yang akan generate arus atau tegangan, yang dia akan suplai ke baterai," kata Triyono.

Sistem transmisi DHT Haval Jolion HEVDok. GWM Sistem transmisi DHT Haval Jolion HEV

Triyono menambahkan, pengisian ke baterai bukan hanya melalui G-Motor. Tapi bisa juga dari T-Motor, melalui pengereman regeneratif.

Pada Jolion HEV, memiliki beragam mode hybrid. Pertama, menggunakan motor listrik sepenuhnya alias mode EV. Kemudian, serial connection, mesin ICE hanya digunakan sebagai generator untuk mengisi baterai. Serial connection digunakan ketika mobil melaju di bawah 35 kilometer per jam.

"Kemudian ada parallel connection. Parallel itu ada 3, yang disematkan di DHT, itu ada saat 35-65 kilometer per jam. Kemudian ada di atas 65 kilometer per jam, kemudian ketika full load, itu akan digunakan parallel connection. Kemudian energy recovery, itu saat regenerative regaining," ujar Triyono.

Mesin 1.5 L Haval Jolion HEVDok. GWM Mesin 1.5 L Haval Jolion HEV

Triyono menambahkan, pada mode paralel, mesin konvensional yang menjadi sumber tenaga. Tapi, ketika dibutuhkan tenaga yang lebih besar, maka motor elektriknya siap untuk menambah tenaga.

"Sehingga, beban dari mesin itu jadi lebih ringan, karena motor listrik. Nah, ini tujuannya untuk konsumsi bahan bakarnya bisa lebih hemat," kata Triyono.

Haval Jolion pertama yang diproduksi secara lokal di Wanaherang.GWM Indonesia Haval Jolion pertama yang diproduksi secara lokal di Wanaherang.

Menurut klaim pabrikan, konsumsi BBM untuk rute kombinasi, bisa menghasilkan 20 kilometer per liter. Jadi, tidak hanya bertenaga, tapi juga irit bahan bakar.

Saat ini, Haval Jolion HEV dipasarkan dengan banderol Rp 405 juta (OTR Jakarta). SUV hybrid ini sudah dirakit secara lokal di fasilitas perakitan Inchcape Manufacturing Facility, Wanaherang, Bogor, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau