Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Listrik Konversi Dianggap Belum Cocok Diterapkan di Indonesia

Kompas.com - 02/08/2023, 07:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mendukung program elektrifikasi pemerintah, Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan menggagas agenda konversi motor listrik bagi masyarakat.

Aturan dan skema dari hulu ke hilir sudah disiapkan, mulai dari pemberian subsidi, proses konversi, hingga tahap pengurusan dokumen-dokumen penting.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, konversi motor listrik diharapkan bisa menjadi solusi yang tepat bagi kelancaran program elektrifikasi nasional

“Sebagai bentuk komitmen Indonesia untuk menjadi negara bebas emisi karbon, program konversi kendaraaan akan menjadi langkah tepat bagi terciptanya ekosistem kendaraan listrik,” ucapnya di Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: Alva Siapkan Produk Baru, Tinggal Tunggu Waktu

Kemenhub luncurkan layanan bengkel uji tipe mobile, permudah bengkel konversi motor listrikKOMPAS.com/daafa Kemenhub luncurkan layanan bengkel uji tipe mobile, permudah bengkel konversi motor listrik

Kendati demikian, pendapat berbeda disampaikan oleh Arthur D. Little (ADL), Perusahaan manajemen konsultansi otomotif global. Konversi kendaraan dinilai bukan langkah yang tepat untuk memunculkan ekosistem EV.

Hal itu disampaikan Hirotaka Uchida, ADL Head of Automotive and Manufacturing Practice ASEAN. Menurutnya, program konversi motor listrik seharusnya dijadikan opsi, bukannya solusi.

“Menimbang kesiapan pasar kendaraan listrik Indonesia yang masih di tahap awal, Indonesia baiknya lebih berfokus pada pengembangan Industri EV baku,” ujarnya kepada Kompas.com di sela-sela program ‘Indonesia’s EV Roundtable’ di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Minimnya infrastruktur pendukung pasca-konversi, serta kurangnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik, dinilai akan menjadi kendala rumit yang menghambat jalannya program konversi motor listrik.

Baca juga: ESDM Targetkan Bisa Sediakan 1.000 Bengkel Konversi Tahun Depan

Rombongan pengguna motor listrik melakukan pengisian daya dengan charger bawaan di pos SPKLU PLNKOMPAS.com/daafa Rombongan pengguna motor listrik melakukan pengisian daya dengan charger bawaan di pos SPKLU PLN

Pertimbangan itu disampaikan berdasarkan data laporan jumlah pengguna motor di Indonesia pada 2022, yang angkanya sangat besar.

“Secara demand, kendaraan roda dua di Indonesia terjual sebanyak 5,4 juta unit di tahun 2022, terbanyak di dunia. Ini membuktikan masih tingginya minat masyarakat terhadap motor konvensional,” kata dia.

Untuk mentransformasi minat tersebut ke arah kendaraan listrik, Pemerintah sebaiknya berfokus pada pengembangan infrastruktur terlebih dahulu, khususnya pada layanan SPKLU dan swap baterai.

“Jika industri pokok (kendaraan listrik) sudah berkembang, program konversi bisa masuk tanpa perlu mengkhawatirkan resiko akan rendahnya minat,” ucap dia.

Baca juga: Berikut Tahapan Lengkap Bikin Motor Listrik Konversi

Mesin motor konvensional hasil konversi motor listrik rencananya bakal di-scrap, lalu dilebur untuk dijadikan bahan baku komponen converter kit.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Mesin motor konvensional hasil konversi motor listrik rencananya bakal di-scrap, lalu dilebur untuk dijadikan bahan baku komponen converter kit.

Untuk diketahui, Kementerian ESDM sendiri menargetkan suksesi produksi motor listrik konversi sebanyak 50.000 unit hingga akhir tahun 2023, dan 150.000 unit di tahun 2024.

Namun realita sejauh ini, unit motor yang berhasil dikonversi baru sebanyak 3.400 unit, berdasarkan keterangan Menteri ESDM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau