JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar kembali terjadi. Kali ini melibatkan bus PO Haryanto dan truk di Tol Surabaya-Mojokerto Kilometer 720 jalur B, Jawa Timur, Kamis (22/3/2023).
Berdasarkan informasi dari Ditlantas Polda Jatim, bus melaju di lajur lambat dalam kecepatan tinggi. Dari keterangan saksi, pihaknya menduga sopir bus mengemudi dalam keadaan mengantuk.
“Bus angkutan tersebut dari arah Jakarta dengan tujuan madura. Dugaan awal human error, sopir mengantuk,” ucap Kanit PJR Jatim III Ditlantas Polda Jatim AKP Iman Sayfudin Rodji, dikutip dari Kompas.com, Jumat (23/3/2023).
Baca juga: Pelihara Motor Tua Jangan Dipakai buat Harian
Bus yang mengangkut 33 orang penumpang itu akhirnya menabrak bagian belakang truk bermuatan paket ekspedisi seberat 13 ton yang melaju di depannya. Diketahui, satu penumpang meninggal dunia.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, faktor paling besar penyebab kecelakaan di jalan raya adalah karena kesalahan pengemudi.
“Ada saja kejadian mobil menabrak benda lain karena pengemudinya mengantuk. Menyetir sambil mengantuk sudah jelas bisa membahayakan dirinya dan orang lain,” ucap Sony.
Sony melanjutkan, mengantuk bisa membuat pengemudi berada di posisi setengah sadar. Artinya, mata tidak bisa membaca lalu lintas dengan benar dan otak sudah tidak dapat merespon situasi lingkungan.
“Jadi tentu ketika menyetir, pengemudi tidak bisa membaca situasi lalu lintas yang ada di depannya. Perilakunya loss, ketika mengemudi hanya lurus tanpa kontrol dan berhenti ketika sudah menabrak objek di depan atau samping kiri kanannya,” ucap Sony.
Baca juga: DCVI Resmikan Diler Truk Mercedes-Benz di Palembang
Menurut Sony, mengantuk sebetulnya adalah hal yang disadari oleh pengemudi. Hanya saja mereka malas untuk beristirahat, dan tak sedikit yang merasa tanggung atau ingin cepat sampai tujuan padahal sudah mengantuk.
Tidak jarang juga yang bertindak menyiasati dengan merokok, ngobrol, minum kopi bernyanyi dan sebagainya, padahal otak sudah lemah.
“Cara benar menyiasati kantuk adalah harus berhenti, tidur atau lakukan refresh merangsang otot, otak dan syaraf,” ujar Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.