Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kupas Tuntas Hyundai Stargazer Active, Desain sampai Biaya Kepemilikan

Kompas.com - 12/06/2023, 10:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertarungan segmen low multi purpose vehicle alias low MPV sangat padat karena diisi oleh nama-nama besar seperti, Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, dan Suzuki Ertiga. Namun, ada satu merek asal Korea Selatan yang ingin menikmati pasar di segmen ini, yaitu Hyundai Stargazer.

Stargazer memiliki empat varian, berurutan dari yang tertinggi ke terendah ialah Stargazer Prime, Style, Trend, dan Active. Secara keseluruhan, desain keempat varian ini mirip, hanya beda pada detail.

Baca juga: Indonesia Drag Record Catat Ratusan Peserta, Ada Balapan Truk

Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah yang baru melakukan facelift pada Mei 2023.


Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar iniKOMPAS.com/Adityo Wisnu Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar ini

Desain

Di kelasnya, Hyundai Stargazer memiliki eksterior yang lebih futuristik. Dalam proses perancangannya, Hyundai mengklaim melakukan riset terhadap selera masyarakat di Indonesia.

Salah satu ciri khas Stargazer adalah DRL horizontal yang melintang di antara gril dan kap mesin. Bahasa pemasarannya melambangkan garis khatulistiwa sebagai letak geografis Indonesia di dunia.

Posisi lampu depan rendah selevel dengan mobil sedan pada umumnya. Bagian samping menggunakan konsep one curve body yang terlihat seperti satu tarikan garis dari depan sampai belakang.

Baca juga: Uang Muka Rp 99 Juta Bisa Bawa Pulang Peugeot 3008

Desain futuristik juga terlihat di bagian belakang. Mungkin tidak semua suka dengan proporsi lampu belakang Stargazer namun yang pasti desain itu berhasil menarik perhatian.

Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active yang merupakan varian paling rendah. Tujuannya untuk merasakan apa yang didapat konsumen dari model paling standar, dan bedanya dengan varian yang lebih tinggi.KOMPAS.com/Adityo Wisnu Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active yang merupakan varian paling rendah. Tujuannya untuk merasakan apa yang didapat konsumen dari model paling standar, dan bedanya dengan varian yang lebih tinggi.

Interior

Kabin Stargazer tipe Active memang terasa perbedaannya dengan saudaranya yang lain, yaitu Stargazer tipe Prime, Style dan Trend yang secara kasta lebih tingggi.

Pertama ialah klaster instrumen masih campuran digital dan analog. Untuk speedometer dan penunjuk rpm masih model jarum. Adapun informasi penting lainnya seperti odometer, posisi gigi, jam, dan konsumsi BBM di bagian tengah sudah digital.

Sama seperti varian lain pusat hiburan memakai layar 8 inci yang dapat terkoneksi ke ponsel pintar. Sayang posisinya bukan driver oriented meski tidak masalah karena tetap mudah dijangkau tangan.

Baca juga: Diskon Puluhan Juta Low SUV, Terios dan Creta Tembus Rp 20 Juta

Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active yang merupakan varian paling rendah. Tujuannya untuk merasakan apa yang didapat konsumen dari model paling standar, dan bedanya dengan varian yang lebih tinggi.KOMPAS.com/Adityo Wisnu Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active yang merupakan varian paling rendah. Tujuannya untuk merasakan apa yang didapat konsumen dari model paling standar, dan bedanya dengan varian yang lebih tinggi.

Posisi di bawah pusat hiburan tersebut ada pengaturan AC. Berbeda dengan tipe lain yang lebih tinggi yang sudah digital maka Stargazer tipe Active masih manual. Tombolnya berupa kenop dan untuk AC mesti ditekan dan diputar ke kanan.

Joknya pakai bahan fabric yang cukup baik. Joknya two tone dengan bagian dalam berwarna lebih terang. Kemudian dasboard dan panel lain mayoritas warna lain hanya ada sedikit aksen warna perak di setir, transmisi dan AC.

Plafonnya warna terang disambung warna hitam di bagian pintu. Secara keseluruhan tampilan kabin menunjukkan kesan konservatif namun tidak sampai membosankan.

Baca juga: Hyundai Stargazer X Tertangkap Kamera, Meluncur Bulan Depan?


Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar iniKOMPAS.com/Adityo Wisnu Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar ini

Rasa berkendara

Duduk di Stargazer Active posisinya cukup nyaman. Namun desain Head Unit dan Speedometer membentuk trapesium dan dibuat menyambung dari sisi pengemudi cukup mengganggu visibilitas.

Pilar A juga lumayan tebal sehingga saat belok ke kanan pandangan sedikit terhalang. Setirnya enteng membuat pengemudi tidak mudah pegal. Pun responsif sejalan dengan pengendalian mobil.

Adapun gas terasa sedikit kopong sedikit ada jeda, namun buat di dalam kota macet-macetan enak karena gas tidak agresif.

Di kesempaan lain, saat mencoba manuver zig-zag, handling Stargazer terbilang ringan, setir juga terasa responsif. Menikung dengan kecepatan 40 Kpj, bodi mobil juga tidak terasa limbung cenderung empuk.

Baca juga: Ketemu Bus Ugal-ugalan, Ini Pesan dari Sopir Bus AKAP


Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar iniKOMPAS.com/Adityo Wisnu Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar ini

Melewati bagian jalan berlubang dan bumpy, suspensi Stargazer mampu meredam guncangan dengan lembut. Sensasi ini lebih terasa ketika lagi duduk di jok baris pertama dan kedua.

Soal rasa berkendara Stargazer Active dengan tipe paling tinggi pun yaitu Prime sebetulnya tidak ada perbedaan. Soal rasa mengendarai sama, yang mana untuk ukuran mobil LMPV Stargazer merupakan mobil yang nyaman dikendarai.

Untuk tes akselerasi Stargazer Active, kondisi 0-60 Kpj ditempuh dalam waktu 6,3 detik dan 0-100 kpj dalam 12,8 detik. Kondisi mobil berdua dengan pengemudi berbobot 75 Kg dan penumpang sekitar 50 Kg.

Baca juga: Hasil Klasemen Usai MotoGP Italia 2023, Bagnaia Kokoh di Puncak


Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar iniKOMPAS.com/Adityo Wisnu Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar ini

Konsumsi BBM

Kompas.com mencoba melakukan tes tingkat konsumsi bahan bakar atau BBM dengan pemakaian dalam kota, baik di jalan kota yang padat dan jalan tol. Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active yang merupakan varian paling rendah.

Metode yang digunakan full-to-full. Cara ini dianggap cukup menggambarkan konsumsi harian dan dekat dengan kebiasaan konsumen. Rute yang dipilih ialah jalan biasa untuk beraktivitas. Waktunya bervariasi mulai pagi hingga malam, melewati jalan macet dan juga lengang.

Hitung-hitungannya ialah saat dipakai berkeliling kota selama lima hari mulai dari Bogor, Pantai Indah Kapuk (PIK), Cakung, Bekasi, dan sekitaran Jakarta, mencatatkan total jarak tempuh 373 Km. Kemudian dibagi jumlah konsumsi bensin yaitu 30,4 liter isi Pertamax maka hasilnya didapat 12,26 Km per liter.

Baca juga: Tidak Kuat Menanjak, Truk Tabrak Pagar di Tanjakan Ekstrem MT Haryono

Hitung-hitungan tersebut tidak jauh dengan hasil hitungan rata-rata atau average yang ada di instrumen klaster sebesar 12,7 Km per liter.


Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar ini.KOMPAS.com/Adityo Wisnu Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active alias tipe terendah. Mengapa demikian sebab Kompas.com ingin tahu apa yang didapat oleh konsumen di varian paling standar ini.

Biaya kepemilikan

Salah satu pertimbangan saat membeli mobil baru adalah soal biaya perawatan dan kepemilikan. Pemilik perlu memperhitungkan cost of ownership agar kondisi mobil awet dan bisa terus dipakai.

Hyundai Stargazer punya PKB mulai dari Rp 3,2 juta sampai Rp 4,3 juta per tahun tergantung tipe. Untuk tipe terendah Stargazer Active yaitu Rp 3,2 juta berarti butuh Rp 16 juta sampai lima tahun.

Kemudian berdasarkan catatan tes redaksi, Stargazer Active mencatat konsumsi bahan bakar 12,26 kilometer per liter (Kpl) untuk rute dalam kota. Jika dihitung konsumsi 5 tahun dengan kisaran jarak 75.000 Km, artinya membutuhkan bensin sebanyak 6.117 liter. Kemudian jika dikali dengan harga Pertamax (Rp 12.400/Juni 2023) maka biaya BBM selama lima tahun sekitar Rp 75.850.800.

Soal servis, dari data yang ada rincian perawatan dari 1.000 Km sampai 70.000 Km, Hyundai memberikan gratis biaya servis dan jasa. Sehingga total biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan adalah Rp 0.

Baca juga: Begini Rasanya Bawa Kijang Innova Zenix Hybrid di Jalanan Perkotaan

Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active yang merupakan varian paling rendah. Tujuannya untuk merasakan apa yang didapat konsumen dari model paling standar, dan bedanya dengan varian yang lebih tinggi.KOMPAS.com/Gilang Kompas.com menjajal Stargazer tipe Active yang merupakan varian paling rendah. Tujuannya untuk merasakan apa yang didapat konsumen dari model paling standar, dan bedanya dengan varian yang lebih tinggi.

Berbeda dengan pabrikan mobil lain yang biasanya yang melakukan servis setiap 10.000 Km, Hyundai memberlakukan servis kendaraannya per 15.000 Km. Pemilik kendaraan baru dikenakan biaya servis berkala pada jarak 75.000 Km dengan biaya Rp 1.029.882.

Artinya total secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan rutin Stargazer Active di bengkel resmi selama lima tahun atau 60 bulan dengan kisaran jarak 75.000 Km yaitu Rp 1.029.882.

Jika dijumlahkan, biaya kepemilikan Stargazer Active mulai dari pajak, bensin dan servis selama 5 tahun dengan rentang pemakaian sekitar 75.000 Km sesuai acuan bengkel resmi mencapai Rp 92.880.682.

Jika dibagi per tahunnya, biaya yang harus disiapkan mulai dari Rp 18.576.136. Sedangkan per bulan, pemilik harus menyiapkan uang Rp 1.548.011, dan jika dirinci per hari maka sekitar Rp 51.600.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau