Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 17:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Jual beli mobil bekas kini tidak hanya mobil penumpang atau passenger car saja, namun juga untuk kendaraan niaga.

Namun biasanya nilai jual kembali segmen mobil penumpang akan menurun drastis dibandingkan dengan harga saat beli baru.

Yudith Defian, pengelola Kudus Motor mengatakan, jual beli kendaraan niaga seken di Indonesia berbeda dengan mobil penumpang, terutama untuk hitungan harga.

Lantaran peminatnya banyak, kendaraan seperti truk atau pikap seken yang hendak dijual kembali tidak akan mengalami penurunan harga yang drastis. 

Kendaraan niaga itu biasanya yang dilihat bagaimana kondisinya. Jika bak, sasis, mesin dan ban bagus. Maka pedagang yang beli juga berani beli dari pemilik sebelumnya dengan harga tinggi. Bila keluaran lawas, itu nanti ada hitungannya lagi, namun tidak akan terlalu banting harga seperti mobil penumpang,” kata Yudith kepada Kompas.com, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Tak Lagi Gratis, 3 Golongan Penumpang Bus BTS Ini Akan Dikenakan Tarif

Pria yang membuka showroom jual beli mobil bekas untuk segmen kendaraan niaga dan mobil penumpang di Jalan Raya Tajur, Bogor tersebut juga mengatakan, biasanya pemeriksaan untuk penjualan mobil penumpang sangat banyak, beda dengan mobil niaga.

Tiap bursa mobil bekas punya karakter tersendiri, salah satunya ialah bursa mobil bekas di Mal legendaris yaitu di Mal Blok M, Jakarta Selatan, yang banyak menjual mobil Eropa bekas.KOMPAS.com/Gilang Tiap bursa mobil bekas punya karakter tersendiri, salah satunya ialah bursa mobil bekas di Mal legendaris yaitu di Mal Blok M, Jakarta Selatan, yang banyak menjual mobil Eropa bekas.

Misalnya mobil tidak pernah terendam banjir, tidak boleh bekas kecelakaan dan kilometernya harus sangat diperhatikan. Kemudian, kebutuhan segmen pembeli mobil bekas penumpang tidak sebanyak kendaraan niaga.

“Misalnya seperti saat Covid-19, kalau mobil seken biasa itu penjualannya turun drastik. Beda dengan kendaraan niaga yang hanya turun sedikit. Truk atau pikap bekas saat itu tetap dicari. Bahkan bila perekonomian sedang bagus, makin banyak di cari entah itu oleh PT atau perorangan,” kata Yudith.

Baca juga: Bagnaia Waspadai KTM, Binder Bisa Jadi Juara Dunia

Yudith juga mengatakan, untuk truk seken yang di jual biasanya tidak akan lama terparkir di showroom lantaran cepat di bawa pembeli. Beda dengan mobil penumpang yang bahkan bisa berbulan-bulan tidak laku hingga masuk garasi.

“ Apalagi harga truk baru setelah Covid-19 itu naik lumayan banyak karena kondisi pasar mulai membaik, sehingga pembelian truk bekas jadi pilihan,” kata Yudith.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com