Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2023, 07:42 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - BYD sebagai pemain besar otomotif untuk mobil listrik asal Tiongkok, rupanya cukup serius mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan, pada Kamis (25/5/2023) di Shenzen.

Adapun MoU tersebut bertujuan untuk menjajaki potensi investasi antara Indonesia dan Tiongkok, termasuk dalam bisa mobil listrik yang memang saat ini terus didorong oleh pemerintah.

Luhut mengatakan, adanya MoU mencerminkan langkah-langkan ke depan, tak hanya untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri saja tapi juga mewujudkan ambisi Indonesia sehingga dapat menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.

Baca juga: Buat Pemilik Mobil Listrik, Jangan Terlalu Sering Pakai Fast Charging

"Kami mengapresiasi inisiatif BYD untuk menjajaki peluang ini lebih lanjut. Dengan sumber daya alam yang melimpah, lokasi geografis yang strategis, dan dukungan pemerintah, saya yakin Indonesia memiliki resep kunci untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di dalam negeri," kata Luhut, mengutip situs maritim.go.id, Minggu (28/5/2023).

Indonesia tandatangani MoU dengan BYD untuk potensi investasi mobil listrikDok. maritim.go.id Indonesia tandatangani MoU dengan BYD untuk potensi investasi mobil listrik

Sayangnya, belum dijelaskan secara detail bentuk dan rencana investasi BYD di Indonesia, termasuk soal produk mobil listrik yang bakal dihadirkan untuk pasar dalam negeri.

Dijelaskan bila BYD saat ini memiliki pangsa pasar kendaraan listrik global terbesar yang terus berkembang baik di Asia dan Eropa.

Pada 2022, BYD mencatat rekor dengan total penjualan global sebanyak 1,85 juta unit, naik signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya mengantongi 593.745 unit.

Sejak didirikan pada 1995, BYD telah memperluas operasinya ke lebih dari 50 negara dan memiliki lebih dari 220.000 karyawan di seluruh dunia.

Baca juga: Sensasi Fitur AYC Xpander Cross yang Bikin Pede Bermanuver

Lebih lanjut Luhut mengatakan, dengan memanfaatkan kekuatan Indonesia dan dengan menyambut transisi kendaraan listrik, Indonesia dapat membuka jalan baru untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta pembangunan berkelanjutan.

Sebuah mobil BYD EA1 Xdream terlihat selama Pameran Industri Otomotif Internasional Shanghai ke-19 di Shanghai pada 19 April 2021. AFP PHOTO/HECTOR RETAMAL Sebuah mobil BYD EA1 Xdream terlihat selama Pameran Industri Otomotif Internasional Shanghai ke-19 di Shanghai pada 19 April 2021.

"Bersama dengan mitra internasional seperti BYD, kita dapat menempatkan Indonesia sebagai pemain industri terdepan dalam panggung kendaraan listrik global, sekaligus mendorong transformasi Indonesia menuju masa depan yang lebih bersih dan lebih hijau," kata Luhut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com