JAKARTA, KOMPAS.com - Selain menjadi pameran industri berkonsep business to business (B2B), INAPA 2023 juga dianggap sebagai ‘tes ombak’ oleh beberapa perusahaan luar sebelum memasuki pasar Indonesia.
Melalui pameran yang berlangsung 24-26 Mei 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pelaku industri bisa menakar seberapa jauh potensi bisnis yang bisa dikembangkan di Indonesia.
Satu pelaku yang optimistis dengan pasar Indonesia adalah GoEasy Smart Technology, perusahaan motor listrik asal China yang berniat untuk segera memasarkan produk-produknya di Indonesia.
Xuelong Wang, CEO GoEasy, menganggap pasar kendaraan listrik di Indonesia sangat potensial dan bisa dikembangkan. Alasannya adalah minat masyarakat terhadap EV dirasa sudah mulai meningkat.
Baca juga: Kendaraan yang Belum Uji Emisi Bakal Bayar Parkir Lebih Mahal di Jakarta
Dia juga mengaku sudah mengetahui bahwa program elektrifikasi nasional di Indonesia telah dijalankan dan ada proyeksi peningkatan jumlah motor listrik.
“Kami (GoEasy) juga sudah mendengar soal adanyan insentif yang diberikan oleh negara kepada masyarakat. Ini hal yang sangat baik bagi bisnis,” ucapnya kepada Kompas.com, Kamis (25/5/2023).
Wang berencana memasukkan setidaknya 5 model motor listrik ke Indonesia pada Juni 2023. Langkah awal yang akan dia lakukan adalah mendaftarkan merek dan melakukan uji tipe.
“Kami sudah memiliki tim di Indonesia yang bisa membantu urusan ini. Intinya dalam waktu dekat, kami akan membuka beberapa diler di wilayah Ibukota dan sekitarnya,” ucap dia.
Baca juga: Pembelian Mobil Listrik Berjalan Lambat, Ini Kata Gaikindo
Ada dua hal yang diunggulkan Wang dari produk miliknya. Pertama adalah mekanisme penjualan, di mana pengguna bisa membeli motor listrik dan baterai secara terpisah. Hal itu berhubungan dengan keunggulan yang kedua, yakni banderol sangat murah.
Nantinya, pengguna bisa melakukan subscription alias berlangganan sewa baterai, karena GoEasy sendiri juga akan menerapkan sistem baterai swap di stasiun penukaran baterai.
“Untuk satu unit motor listrik kami, banderolnya adalah 390 dolar AS (Rp 5,8 juta) dan biaya berlangganan baterai sebanyak 50 kali dalam satu bulan adalah 35 dolar AS (Rp 535.000),” ujarnya.
Wang mengatakan, harga tersebut masih belum disesuaikan dengan pasar Indonesia dan terbilang tentatif, alias bisa naik atau turun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.