Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Buruk Mobil Mesin Diesel Modern Sering Diisi Solar Busuk

Kompas.com - 20/03/2023, 07:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serupa dengan mobil bermesin bensin yang memiliki anjuran research octane number (RON), untuk mobil diesel acuannya pakai cetane number (CN) sebagai nilai patokan solar.

Umumnya, mobil diesel lansiran terbaru dianjurkan memakai bahan bakar solar dengan CN 51 karena sudah mengadopsi mesin standar emisi Euro 4. Contoh solar yang memiliki CN 51 adalah Dexlite milik Pertamina.

Ada satu jenis solar yang cukup digemari pengguna mobil diesel, yakni Bio Solar atau solar dengan kualias busuk. Akan tetapi bio solar memiliki CN 48, angka yang di bawah anjuran. Lantas bolehkah mobil diesel zaman sekarang menggunakan jenis BBM tersebut?

Heri Purnomo, Head of Staff technical Office Nasmoco Group menjelaskan, mobil diesel non-komersial tidak dianjurkan untuk menggunakan bio diesel karena beberapa alasan tertentu.

Baca juga: Jangan Sembarangan Mencampur BBM pada Mobil, Ini Bahayanya

Puluhan mobil truk mengantre bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sabtu (17/12/2022).KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Puluhan mobil truk mengantre bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sabtu (17/12/2022).

“Tiap 1 liter bio Solar memiliki 30 persen kandungan minyak nabati (berbahan organik). Komposisi itu membuat bio solar mudah membeku atau menggumpal, jadinya sangat tidak cocok digunakan untuk mobil pribadi, apalagi yang lansiran terbaru,” ujar Heri.

Menurut Heri, BBM bio solar hanya cocok digunakan untuk mobil-mobil komersial seperti truk, bis, dan semacamnya. Alasannya adalah mobil-mobil itu menggunakan mesin berjenis commonrail.

Mobil komersial mayoritas mesinnya commonrail, punya saringan khusus dan pemanas. Mesin ini juga punya setingan ECU khusus yang mengatur temperatur bahan bakar, jadi aman-aman saja walaupun pakai bio solar,” katanya.

Menurut dia, jika mobil pribadi seperti MPV atau SUV dipaksa menggunakan bio solar, kendala yang bisa terjadi adalah terbentuknya lapisan film atau gumpalan seperti lendir di bagian mesin mobil.

Baca juga: Oli Sepeda Motor Bisa Berkurang, Ini Penyebabnya

Mesin Diesel Toyota Fortuner 2.8LTAM Mesin Diesel Toyota Fortuner 2.8L

Lapisan tersebut akan sangat mempengaruhi performa dan kinerja mesin mobil, khususnya pada sirkulasi bahan bakar.

Heri mencontohkan bahaya kerusakan tersebut melalui eksperimen yang pernah dilakukan oleh Nasmoco pada dua unit Toyota Innova reborn lansiran 2017 berjenis diesel.

“Kami siapkan dua unit innova reborn diesel. Satu unit pakai Dexlite dan Pertamina Dex, satunya lagi pakai bio solar. Dua mobil itu dikendarai selama 10.000 kilometer dan dicatat hasilnya,” kata Heri.

Berdasarkan eksperimen tersebut, mobil yang menggunakan bio solar selalu memunculkan indikator peringatan dan harus mengganti filter solar tiap 2.000 kilometer. Sedangkan mobil yang menggunakan Dexlite tidak pernah terkendala.

Baca juga: Bahaya, Jangan Siram Rem Skutik Pakai Air Saat Lewat Turunan Panjang

Servis mobil di Auto2000KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Servis mobil di Auto2000

Setelah mencapai 10.000 kilometer, kedua mobil disandingkan dan diadu performanya. Hasilnya, mobil yang menggunakan dexlite memiliki performa yang jauh lebih baik.

“Tarikan mobil yang pakai dexlite masih sangat enak, beda jauh dengan yang pakai bio solar. Sekalipun mobil kedua sudah diservis dan dibersihkan mesinnya, performanya jauh beda dengan mobil pertama,” kata Heri.

Heri menjadikan eksperimen itu sebagai contoh bagi konsumen akan risiko menggunakan BBM bio solar untuk mobil diesel pribadi. Kesimpulannya, konsumen disarankan untuk menggunakan solar dengan CN 51 ke atas untuk menjaga performa mesin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com