JAKARTA, KOMPAS.com - Ada standar research octane number (RON) bahan bakar yang disarankan untuk mesin mobil. Umumnya, mobil lansiran terbaru dianjurkan menggunakan BBM dengan oktan 92.
Bahan bakar oktan 92 contohnya, Pertamax, Shell V-Power, BP 92, dan Vivo Revvo 92. Jika sudah menggunakan bahan bakar jenis ini, pengguna dianjurkan untuk konsisten dan tidak menggunakan oktan lain.
“Mesin mobil itu beradaptasi, misalnya sudah pakai pertamax, ya pertamax saja. Tujuannya supaya pembakaran mesin dan performa mobil selalu optimal,” kata Heri Purnomo, Head of Staff technical Office Nasmoco Group kepada Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).
Heri menyarankan pengguna mobil untuk tidak gonta-ganti jenis BBM apalagi mencampur 2 jenis bbm dengan nilai oktan berbeda dalam sekali pakai. Efeknya tidak baik bagi mesin.
Baca juga: Mobil Pribadi Diprediksi Masih Jadi Angkutan Favorit Selama Mudik Lebaran 2023
“Saya sering menemukan saat servis, ada beberapa pengguna yang doyan gonta-ganti jenis bahan bakar. Biasanya pakai pertamax, lalu pertalite, lalu pertamax turbo, bahkan sesekali dicampur. Performa mobil jadi drop sekali,” kata Heri.
Apabila 2 BBM dengan oktan berbeda dicampur, beberapa kendala yang terjadi adalah mesin mobil kotor karena tumpukan jelaga, elektroda busi cepat putus, dan sistem pengapian tidak optimal alias detonasi.
“Ada asumsi kalau sesekali mencampur bensin dengan bbm oktan tinggi bisa membersihkan kerak-kerak mesin. Justru sebaliknya, pembakaran jadi sangat tidak stabil dan tarikan terasa menurun,” kata Heri.
Pengguna disarankan untuk tidak bereksperimen dengan mencampur bahan bakar dan selalu mengikuti petunjuk penggunaan yang sudah dianjurkan oleh APM.
“Buat amannya saja, selalu ikuti RON yang disarankan oleh APM. Jangan mencampur bbm dan gonta-ganti bbm, supaya mesin selalu aman,” ucap Heri.