Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Pemakaian Aditif Oli, Berisiko untuk Komponen Mesin

Kompas.com - 19/03/2023, 11:01 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Oli mesin merupakan elemen vital yang guna menjaga performa jantung pacu. Dengan oli yang sesuai spesifikasi, serta kualitas yang baik diharapkan komponen tetap terlindungi.

Ragam oli mesin cukup beragam di pasaran. Bila dibedakan dari kekentalannya, maka patokan spesifikasi oli adalah SAE. Semakin tinggi nilai SAE maka oli semakin kental, sedangkan semakin kecil nilai SAE maka oli semakin encer.

Selain itu ada juga API Service yaitu patokan kualitas oli serta lengkapnya aditif yang terkandung di dalamnya.

Patokan kualitas oli ini dapat dikenali dengan kode huruf, untuk mesin bensin menggunakan huruf S. Semakin tinggi huruf setelah kode S maka kualitasnya semakin baik.

Baca juga: Bolehkah Menggunakan Tambahan Aditif BBM pada Mobil?

Oli mesin asli bisa diidentifikasi dari batch number di tutup kemasan atau leher kemasandok. Pertamina Oli mesin asli bisa diidentifikasi dari batch number di tutup kemasan atau leher kemasan

Kepala Bengkel Nasmoco Bantul Nyoman mengatakan, banyak masyarakat mengambil langkah antisipasi dalam menaikan kualitas oli, termasuk salah satunya menambahkan zat aditif, padahal itu tidak tepat.

“Aditif oli mesin sering ditambahkan sebagai peningkat kualitas oli mesin, diharapkan dengan ditambahkan zat tersebut kualitas oli lebih baik dari standarnya, tapi justru itu dapat membahayakan mesin,” ucap Nyoman kepada Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).

Dia mengatakan formula oli mesin kadang tidak tepat dengan zat aditif yang ditambahkan, sehingga banyak dijumpai oli mesin menggumpal.

Baca juga: Pahami Ada Bahaya Asal Tambah Aditif pada Oli

Oil sludge ditandai denagn adanya endapan oli yang menempel pada komponen mesinAha Motor/Hardi Wibowo Oil sludge ditandai denagn adanya endapan oli yang menempel pada komponen mesin

“Oli mesin menggumpal bisa diakibatkan karena efek campuran aditif, langkah awalnya perlu di-flushing, lalu ganti olinya sesuai spesifikasi standar saja,” ucap Nyoman.

Hal serupa juga disampaikan oleh Foreman Nissan Bintaro Ibrohim. Dia mengatakan zat aditif belum tentu cocok dengan oli yang digunakan, justru itu dapat membuat oli bermasalah.

“Apa pun bentuk zat aditifnya tidak disarankan untuk dicampur dengan oli mesin, kecuali produsen aditif tersebut adalah dari produsen oli yang bersangkutan, sehingga ada takaran yang sesuai untuk jenis oli tertentu,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).

Baca juga: Salah Kaprah Oli Ditambah Aditif untuk Tingkatkan Perfoma Mesin

Sludge oli menumpuk pada bagian cylinder head karena telat servis berkalaDicky Aditya Wijaya Sludge oli menumpuk pada bagian cylinder head karena telat servis berkala

Penambahan zat aditif yang dilakukan masyarakat sebagian besar bertujuan untuk memperpanjang penggantian interval oli mesin. Padahal, menurut Ibrohim kualitas oli mesin tidak efektif untuk menanggulangi oli mesin menggumpal.

“Lebih baik sesuaikan spesifikasi oli mesin dengan standarnya, lalu penggantiannya dilakukan lebih dini, atau dimajukan, itu jauh lebih efektif daripada menambahkan zat aditif atau mengubah spesifikasi oli,” ucap Ibrohim.

Jadi, penambahan zat aditif untuk oli mesin sebaiknya memang dihindari, selain berisiko langkah tersebut juga dinilai kurang efektif menjaga performa mesin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau