Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hindari Pemakaian Aditif Oli, Berisiko untuk Komponen Mesin

KLATEN, KOMPAS.com - Oli mesin merupakan elemen vital yang guna menjaga performa jantung pacu. Dengan oli yang sesuai spesifikasi, serta kualitas yang baik diharapkan komponen tetap terlindungi.

Ragam oli mesin cukup beragam di pasaran. Bila dibedakan dari kekentalannya, maka patokan spesifikasi oli adalah SAE. Semakin tinggi nilai SAE maka oli semakin kental, sedangkan semakin kecil nilai SAE maka oli semakin encer.

Selain itu ada juga API Service yaitu patokan kualitas oli serta lengkapnya aditif yang terkandung di dalamnya.

Patokan kualitas oli ini dapat dikenali dengan kode huruf, untuk mesin bensin menggunakan huruf S. Semakin tinggi huruf setelah kode S maka kualitasnya semakin baik.

Kepala Bengkel Nasmoco Bantul Nyoman mengatakan, banyak masyarakat mengambil langkah antisipasi dalam menaikan kualitas oli, termasuk salah satunya menambahkan zat aditif, padahal itu tidak tepat.

“Aditif oli mesin sering ditambahkan sebagai peningkat kualitas oli mesin, diharapkan dengan ditambahkan zat tersebut kualitas oli lebih baik dari standarnya, tapi justru itu dapat membahayakan mesin,” ucap Nyoman kepada Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).

Dia mengatakan formula oli mesin kadang tidak tepat dengan zat aditif yang ditambahkan, sehingga banyak dijumpai oli mesin menggumpal.

“Oli mesin menggumpal bisa diakibatkan karena efek campuran aditif, langkah awalnya perlu di-flushing, lalu ganti olinya sesuai spesifikasi standar saja,” ucap Nyoman.

Hal serupa juga disampaikan oleh Foreman Nissan Bintaro Ibrohim. Dia mengatakan zat aditif belum tentu cocok dengan oli yang digunakan, justru itu dapat membuat oli bermasalah.

“Apa pun bentuk zat aditifnya tidak disarankan untuk dicampur dengan oli mesin, kecuali produsen aditif tersebut adalah dari produsen oli yang bersangkutan, sehingga ada takaran yang sesuai untuk jenis oli tertentu,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).

Penambahan zat aditif yang dilakukan masyarakat sebagian besar bertujuan untuk memperpanjang penggantian interval oli mesin. Padahal, menurut Ibrohim kualitas oli mesin tidak efektif untuk menanggulangi oli mesin menggumpal.

“Lebih baik sesuaikan spesifikasi oli mesin dengan standarnya, lalu penggantiannya dilakukan lebih dini, atau dimajukan, itu jauh lebih efektif daripada menambahkan zat aditif atau mengubah spesifikasi oli,” ucap Ibrohim.

Jadi, penambahan zat aditif untuk oli mesin sebaiknya memang dihindari, selain berisiko langkah tersebut juga dinilai kurang efektif menjaga performa mesin.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/19/110100815/hindari-pemakaian-aditif-oli-berisiko-untuk-komponen-mesin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke