SEMARANG, KOMPAS.com - Soal penggunaan aditif untuk menambah performa pada mesin diesel yang menggunakan Solar murah, sampai saat ini masih mendatangkan pro dan kontra.
Apalagi saat banderol Solar non-subsidi kini melambung tinggi, yang ditambah adanya pembatasan pembelian Solar murah.
Tak hanya terkait kebersihan sirkulasi jalur bahan bakar, efek tambahan aditif diklaim bisa berdampak bagi optimalisasi pembakaran mesin.
Lantas benarkah demikian?
Baca juga: Update SUV Murah Juli 2022, Harga Raize dan Rush Naik
Menjawab hal tersebut, Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, penambahan aditif pada Solar murah atau subsidi, dirasa perlu tetapi bisa juga disempurnakan dengan pergantian filter bahan bakar yang lebih sering.
"Komentar para user tarikan dan performa lebih nyaman. Untuk performa optimal, karena tingginya kadar sulfur Biosolar direkomendasikan pergantian filter bahan bakar lebih cepat dari jadwal," ujarnya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Bambang melanjutkan, keluhan umum konsumen pengguna Innova dan Fortuner diesel biasanya selain tarikan ngempos, juga indikator filter BBM yang menyala sebelum jadwal servis berkala 6 bulan.
"Konsumsi Biosolar terus menerus efeknya ke filter Solar cepat kotor, keluhan umum para owner indikator nyala, bila sedikit parah ditemukan kandungan uap air di dalam Filter," tambahnya.
Baca juga: Syarat Daftar Beli Pertalite dan Solar di MyPertamina
Jika di komparasikan dengan penggunaan BBM jenis Pertadex dengan nilai cetane number (CN) 53, Bambang menyebut, kualitas pembakaran Biosolar yang ditambah aditif standarnya tetap di bawahnya.
"Hasil perbandingan filter Solar, kotoran-kotoran untuk BBM Biosolar plus aditif kualitasnya tetap kalah dibanding Pertadex yang lebih bersih," tutup Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.