Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Terjadi Mobil Tabrak Pembatas Jalan, Begini Tips Nyetir Aman di Malam Hari

Kompas.com - 09/03/2023, 08:12 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudi di malam hari jauh lebih berbahaya dan berisiko mengalami kecelakaan lalu lintas. Sebab, situasi di sekitar gelap sehingga visibilitas pengemudi menjadi terbatas.

Termasuk melihat pembatas di tengah jalan. Penerangan terbatas membuat pengemudi sulit memperkirakan posisi benda-benda yang rawan tertabrak. 

Di jalan raya, kondisi tubuh pengendara mobil atau motor kadang-kadang terlalu lelah. Konsentrasi mengemudi yang menurun menyulitkan kontrol pengendalian. 

Sebenarnya hal itu bisa dihindari, dengan memanfaatkan lampu penerangan dari kendaraan dan juga mengantisipasi blind spot bahaya di beberapa sisi kendaraan. 

Bus transjakarta yang melayani angkutan malam hari (amari) tengah menaikkan penumpang di Halte Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2014). Terkait rencana pengoperasian bus selama 24 jam, Unit Pengelola (UP) Transjakarta telah resmi mengoperasikan 18 armada transjakarta amari sejak 1 Juni.WARTA KOTA / ANGGA BHAGYA NUGRAHA Bus transjakarta yang melayani angkutan malam hari (amari) tengah menaikkan penumpang di Halte Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2014). Terkait rencana pengoperasian bus selama 24 jam, Unit Pengelola (UP) Transjakarta telah resmi mengoperasikan 18 armada transjakarta amari sejak 1 Juni.
Teknik tersebut disampaikan, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana. Menurut dia, bahaya yang tidak terlihat juga datang dari obyek statis. Pembatas jalan sulit dikenali karena biasanya di bagian ujungnya tidak diberikan lampu reflektor. 

"Bahaya pembatas jalan di ruas dalam atau luar kota yang di tengah itu karena tidak terlihat. Pengemudi harus jeli memahami kondisi bahaya. Lampu mobil di atur, kadang untuk penerangan gunakan lampu high beam. Kecepatan juga wajar saja di dalam kota," kata Sony. 

Baca juga: Ini Untung Rugi Mengemudi Malam dan Siang Hari

Namun untuk berkendara di malam hari, menurut Sony batas kecepatan juga diperhatikan. Pengendalian kendaraan dalam kecepatan tinggi tidak mudah. Sebaiknya, menghindari manuver-manuver mendadak yang menyebabkan kendaraan keluar dari jalur atau hilang kendali. 

Penerangan kendaraan yang dibutuhkan, Sony menyarankan, pengemudi kadang-kadang harus menggunakan lampu jarak jauh. Sehingga, obyek-obyek yang berada di depan kendaraan terlihat dengan jelas. 

Ilustrasi berkendara di malam hariKompas.com/ApridaMegaNanda Ilustrasi berkendara di malam hari

"Kadang-kadang perlu lampu jarak jauh, tapi jangan digunakan dalam waktu yang lama. Satu atau dua kali saja, untuk melihat kondisi jalan. Pastikan ada bahaya, dan jangan sampai terkejut mengambil keputusan," ucapnya. 

Terkait masalah tersebut, Founder & Training Director Jakarta Defensive (JDDC) Driving and Consulting Jusri Pulubuhu menyampaikan, ada teknik untuk memberikan ruang aman kendaraan dengan pembatas jalan. 

"Atur jaraknya, jika terlalu mepet ke kanan rawan membentur pembatas. Apalagi dalam kecepatan tinggi menghindar, khawatirnya kendaraan tidak terkontrol. Oleng menabrak, bahkan naik menyeberang pembatas jalan ke jalur berlawanan," kata Jusri. 

Baca juga: Ingat, Jangan Emosi Ketika Sedang Mengemudi

Dengan bahaya yang besar di malam hari, Jusri juga mengingatkan pentingnya menjaga kecepatan. Kendaraan mudah dikendalikan dan mengantisipasi terjadinya kecelakaan. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau