JAKARTA, KOMPAS.com - Perseteruan Valentino Rossi dan Marc Marquez selalu menarik untuk dibahas. Kisah persaingan keduanya kembali mencuat setelah Marquez merilis film dokumenter dan merinci setiap aspek kariernya.
Marquez yakin Rossi sengaja menendangnya saat MotoGP Sepang 2015 dan kemudian menuduhnya bahwa dia sengaja membantu Jorge Lorenzo meraih gelar ketiga dan terakhirnya musim itu.
Meski begitu pebalap asal Spanyol tersebut mengakui bahwa dia yang salah di GP Argentina 2018.
Baca juga: Lampu Hazard Bukan buat Saat Hujan atau Jalan Lurus di Persimpangan
Saat itu Marquez start dari posisi ke-19 karena penalti tetapi melaju kencang, naik ke urutan ketujuh di belakang Rossi, ketika dia melakukan overtake yang terlalu agresif Rossi terjatuh dan Marquez mendapat penalti 30 detik.
“Sejak Argentina 2018, saya tidak berbicara dengannya lagi,” kata Marquez mengutip Crash.net, Senin (6/3/2023).
“Jadi, semuanya telah terjadi dan kami memiliki hubungan yang baik. Ya, memang benar saya melakukan kesalahan," kata Marquez.
“Dalam sepeda motor ada yang menyalip hingga batasnya, dan terkadang tidak terkontrol sepenuhnya. Itu terjadi di semua kategori," kata dia.
Baca juga: Motor Listrik Konversi, Opsi Baru buat Masyarakat
“Roda depan saya lepas (hilang traksi) saat saya menyalipnya dan saya menabraknya, dia jatuh. Mereka menghukum saya untuk itu dan saya meminta maaf," ucap Marquez.
Pebalap Repsol Honda itu mengatakan, meski mengakui dirinya salah, Rossi menyalahkannya dengan bertubi-tubi. Sejak itu dia tidak ingin tahu apapun tentang Rossi.
"Tapi dia menuduh saya, dengan keras, bahkan dengan cara yang buruk, dan dari sana, saya berkata bahwa saya tidak ingin tahu apa-apa," kata Marquez.
Baca juga: Harga LCGC Bekas per Maret 2023, Menu Rp 70 Jutaan Bisa Pilih Unit
Saat itu bos Repsol Honda Alberto Puig mencoba untuk meminta maaf kepada Yamaha namun ditolak. Menurut Marquez, Rossi kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak merasa aman membalap bersama Marquez.
“Dengan Valentino, saya belajar banyak darinya dan dia telah menjadi tolok ukur bagi dunia motor pada umumnya,” kata Marquez.
“Tapi, selama bertahun-tahun, saya telah belajar bahwa Anda tidak bisa berteman dengan semua orang. Dengan Valentino ada saat-saat baik dan buruk, dan sekarang masing-masing berjalan dengan caranya sendiri," kata dia.
Baca juga: Cegah Kecelakaan, Ini Sikap Sopir Bus Saat Hadapi Pengendara Motor
Darah muda
Marquez sadar bahwa ke depan bisa saja dia yang berada di posisi Rossi. Legenda balap dengan berbagai prestasi namun dipecundangi oleh "anak kemarin sore."
"Tapi itu akan terjadi padaku juga, itu adalah hukum kehidupan. Ada saatnya ketika seorang pemuda datang dan memukulimu, dan kamu tidak bisa berbuat apa-apa," kata Marquez.
“Awalnya sulit untuk mencerna ini, tapi sambutannya bagus, juga bagus dari Dani Pedrosa. Kami juga bentrok, dengan Dani, Lorenzo. Saya datang dengan agresif. Saya pergi dengan segalanya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.