Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pengolahan Limbah Baterai Motor Listrik?

Kompas.com - 27/02/2023, 08:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan ini penggunaan motor listrik tengah menjadi tren di masyarakat. Selis sebagai salah satu merek lokal yang sudah 11 tahun memasarkan sepeda listrik dan motor listrik di Tanah Air, rupanya telah memikirkan pengolahan limbah baterai.

Seperti diketahui, selama belasan tahun sejumlah konsumen sudah beberapa kali melakukan penggantian baterai. Penggantian baterai pada dasarnya lumrah dilakukan, karena setiap baterai memiliki usia pakai.

Tjandra Widjaya, CEO PT Sentramitra Dayautama (SMD), mengatakan, pihaknya tidak menyarankan konsumen membuang baterai yang sudah menurun dayanya di tempat pembuangan umum.

Baca juga: Video Viral Anak SMP Nyetir Mobil, Warganet Sebut Pasti Tak Punya SIM

Jajaran sepeda Motor Listrik Selis di IIMS 2023KOMPAS.com/Gilang Jajaran sepeda Motor Listrik Selis di IIMS 2023

“Nanti bapak dan ibu bisa ke tempat servis center Selis untuk konsultasi, bisa belajar informasi umum, bisa diganti atau di-recycle sebenarnya baterai nanti,” ujar Tjandra di pameran IIMS 2023 (25/2/2023).

“Jadi beli baterai baru, baterai lama itu bisa ditukar tambah. Nanti kita kumpulkan untuk di-recycle,” kata dia.

Tjandra mengklaim, di Indonesia sudah ada perusahaan yang berkompeten menangani limbah baterai motor listrik. Pihaknya pun telah bekerja sama dengan mereka untuk menangani masalah ini.

Baca juga: Skema Kredit Selis Agats, DP mulai Rp 500.000 dan Diskon Rp 5 Juta

“Kalau untuk litium ini relatif baru, jadi belum banyak limbahnya di Indonesia. Tapi nanti kami yakin saat baterai ini masanya sudah habis, tentu ada perusahaan yang siap untuk me-recycle,” ucap Tjandra.

Ketika ditanya mengenai proses pengolahan limbah, menurutnya daur ulang baterai butuh teknologi tinggi, sehingga cukup rumit pengerjaannya.

“Cuma litium ini sebetulnya bukan B3 (bahan baku yang berbahaya dan beracun). Kalau aki lama yang mengandung timbal, itu sebenarnya B3,” kata Tjandra.

“Litium ini sudah cukup aman, cuma yang jadi tantangan bagaimana bisa mendaur ulang lithium yang sudah jadi baterai, untuk jadi bahan baku kembali. Dunia sedang memikirkan hal itu,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau