JAKARTA, KOMPAS.com - Konvoi kendaraan dengan pengawalan memang jadi prioritas utama di jalan raya. Jika bertemu kendaraan yang dikawal Patwal, harus berikan jalan demi keamanan diri sendiri.
Tapi sayangnya, orang Indonesia yang tidak punya kepentingan kerap membuntuti konvoi tersebut, apalagi kalau kondisi jalan sedang macet. Hal ini dilakukan buat keuntungannya sendiri.
Sebenarnya, membuntuti konvoi kendaraan bisa membahayakan atau merugikan dirinya sendiri. Menurut Sony Susmana, Training Director Safety Defensive mengatakan, konvoi yang ada di Indonesia cenderung agresif.
Baca juga: Tabrak Lari Mahasiswi Cianjur dan Mobil Mengekor Iringan Pengawalan
Satuan Brimob Polda Sumatera Selatan melakukan pengawalan ketat saat pendistribusian vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang akan dikirim ke gudang milik Dinas Kesehatan Kota Palembang, Selasa (12/1/2021). Pada tahap pertama ini, Kota Palembang akan mendapatkan sebanyak 23.600 dosis vaksin Sinovac.
"Ini yang bahayam ketika kita enggak tahu dan masuk ke dalam konvoi. Biasanya, konvoi yang sudah diatur seperti para pejabat, punya sketch, kecepatan berapa, rangkaian berapa mobil, dan arah tujuannya jelas," ucap Sony kepada Kompas.com, Sabtu (28/1/2023).
Kalau misal ada satu mobil asing yang masuk ke konvoi, kendaraan tadi tidak tahu aturan yang sudah disepakati rombongan. Hal ini yang bisa membahayakan orang tersebut.
"Kalau konvoinya saja sudah membahayakan lalu ada satu tamu tidak diundung masuk rangkaian, dia enggak tahu apa-apa. Biasanya dia mepet-mepet dan kecepatannya enggak stabil," ucap Sony.
Baca juga: Viral, Keberanian Sopir Bus PO ALS Taklukan Kelok Kuburan Duo
Sayangnya di Indonesia, kalau ada satu mobil yang membuntuti, ada lagi pengikutnya di belakang. Hal ini yang bisa menyebabkan tabrak depan-belakang karena terlalu mepet dan kecepatannya yang tidak menentu.
"Akibat kedua adalah jadi terlihat arogan buat pengendara yang lain, yang jelek jadi konvoinya," kata Sony.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.