Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Sistem Rem Kombinasi Mudah Mengalami Blong?

Kompas.com - 14/12/2022, 10:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Banyak kabar beredar bahwa combi brake system (CBS) atau rem kombinasi pada sepeda motor mudah mengalami rem blong bila melewati jalan menurun.

Perlu diketahui, rem kombinasi itu sendiri maksudnya rem depan dan belakang bisa bekerja secara bersamaan ketika salah satu tuas rem ditarik. Seperti yang terdapat pada motor-motor matik pada umumnya.

Sistem rem tersebut bertujuan agar daya pengereman terbagi dengan baik, sehingga pengereman menjadi lebih stabil. Namun, rem tersebut justru kurang menguntungkan bila dipakai di jalan menurun panjang. Hal ini dibenarkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bahwa rem kombinasi tidak disarankan untuk jalan yang menurun.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Rem CBS Honda Vario 125 Kurang Pakem?

Rem blong saat menuruni jalan curam pengendara motor di Magetan tabrak molen. Dua bocah yang dibonceng keduanya meninggal dunia di lokasi kejadian perkara.KOMPAS.COMDOK POLRES MAGETAN Rem blong saat menuruni jalan curam pengendara motor di Magetan tabrak molen. Dua bocah yang dibonceng keduanya meninggal dunia di lokasi kejadian perkara.

Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, mengatakan ketika jalan menurun seharusnya pengereman pada sepeda motor bisa dilakukan bergantian depan dan belakang guna menghindari rem blong.

“Sering terjadi rem blong pada motor matik dengan sistem rem CBS atau rem kombinasi, dalam waktu sehari ketika di Surabaya ini, kami menjumpai kecelakaan tiga sepeda motor karena rem blong di tempat yang berbeda,” ucap Wildan, Senin (5/12/2022) dalam sebuah Webinar ‘Fenomena Rem Blong dan Fakta Kecelakaan Bus & Truk’ di ITS.

Dia mengatakan dari ketiga sepeda motor tersebut, ketiganya menggunakan rem CBS atau rem kombinasi.

Baca juga: Begini Detail Perbedaan New Honda ADV 160 Tipe CBS dan ABS

Tim mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) membuat inovasi pencegah rem blong pada sepeda motor.DOK.Laman Ditjen Diksi Tim mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) membuat inovasi pencegah rem blong pada sepeda motor.

“Ketika rem kombinasi ini bekerja, maka dengan satu tuas rem maka rem depan dan belakang akan aktif, ini artinya rem tidak bisa dilakukan bergantian seperti pada sepeda motor dengan rem biasa,” ucap Wildan.

Padahal, menurut Wildan motor matik ini rawan terjadi rem blong karena engine brake sulit dilakukan.

“Untuk sepeda motor manual, ketika melewati jalan menurun bisa melakukan engine brake dengan memasukan transmisi ke gigi rendah, tapi motor matik ini tidak bisa, bahkan ketika tuas gas dilepas, yang terjadi justru transmisi masuk ke posisi netral, sehingga mau tidak mau rem utama menjadi andalan,” ucap Wildan.

Baca juga: Setel Rem CBS Motor Honda Jangan Dilakukan Sendiri

Vario 160 tipe CBS rem rem belakangnya masih pakai teromol seperti pada Vario 150. Foto: AHM Vario 160 tipe CBS rem rem belakangnya masih pakai teromol seperti pada Vario 150.

Dia mengatakan dengan mengandalkan rem utama sebagai penghambat laju kendaraan di jalan menurun, seharusnya rem bisa dilakukan bergantian depan dan belakang guna menghindari rem blong.

“Kalau remnya bisa bergantian depan dan belakang, maka peluang terjadinya rem blong menjadi lebih kecil, tapi kalau keduanya aktif terus maka keduanya akan sama-sama panas, bisa memicu terjadinya brake fading atau vapour lock,” ucap Wildan.

Jadi, sistem rem kombinasi yang ada pada motor matik faktanya memang kurang menguntungkan jika digunakan di jalan menurun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com