JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi salah satu komponen penting, ternyata peran busi pada kendaraan tak sekadar sebagai pemantik untuk ledakan bahan bakar dan udara.
Melalui busi, pemilik mobil juga bisa mengetahui adanya masalah pada mesin. Caranya dengan melihat warna pada elektroda busi.
Perlu diketahui, masing-masing warna menandakan apakah proses pembakaran yang terjadi pada ruang bakar sudah optimal, atau justru sebaliknya.
Menurut Technical Support PT NGK Busi Indonesia Diko Oktaviano, setidaknya ada beberapa warna yang biasa ditemui pada busi dan menandakan adanya masalah pada ruang mesin.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Busi Iridium dan Laser Iridium
"Paling mudah itu warna hitam. Warna ini (hitam) bisa disebabkan dua faktor, pertama karena karbon dan kedua akibat adanya kebocoran oli," ucap Diko kepada Kompas.com, Kamis (30/11/2022).
"Tandanya kalau karbon itu biasanya kering, sementara kalau karena kebocoran itu basah, istilahnya wet carbon fouling dan dry carbon fouling," katanya.
Cirinya, lanjut Diko, bila kering ada residu sisa pembakaran yang sebenarnya bisa dengan mudah dibersihkan dengan cara menggeber kendaraan pada RPM tinggi atau high speed.
Sementara untuk kasus yang busi basah, diklaim sedikit sulit. Penyebabnya juga ternyata bukan hanya karena kebocoran oli, tapi juga bahan bakar.
"Kalau basah karena oli berarti ada kebocoran. Kalau karena bensin, artinya ada over atau kelebihan bensin pada ruang bakar dan hal ini bikin banyak kotoran menempel yang membuat busi kotor atau deposit," ujar Diko.
Selanjutnya busi dengan warna merah bata dan biasanya terjadi pengelupasan pada elektroda. Hal ini menurut Diko dikarenakan overheat.
Masalah ini sebenarnya cukup klasik, overheat rata-rata terjadi karena penggunaan bahan bakar yang tak sesuai kompresi mesin kendaraan, lalu kebiasaan bermain di RPM tinggi.
Baca juga: Awas Tertipu, Kenali Beda Busi Nikel, Iridium, dan Platinum
"Paling sering oktan BBM yang tidak sesuai ya, jadi banyak yang memakai oktan tinggi sehingga menimbulkan overheat pada busi," ucap Diko.
"Bisa juga karena tingkat panas yang berhubungan dengan kesalahan pemilihan spesifikasi busi atau di bawah standar," lanjutnya.
Selanjutnya overheat pada busi juga bisa dikarenakan proses pendinginan atau cooling system pada mobil yang bermasalah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.