JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota Innova Zenix alias Innova generasi terbaru mendapat pembaruan yang begitu masif dibandingkan model sebelumnya.
Salah satu yang mencolok adalah penggunaan fitur canggih dan mesin hybrid sebagai dapur pacunya.
Salah satu tenaga penjual Toyota di Jakarta mengungkapkan bahwa mobil ini bakal memiliki lima pilihan warna, yakni White Pearl, Black, Dark Steel, Grey, dan Silver.
Baca juga: Juara Dunia MotoGP 2022, Ini Pendapatan Gaji dan Bonus Pecco Bagnaia
Lihat postingan ini di Instagram
Sementara pada varian tertinggi Innova Hybrid, akan memiliki bodykit khusus yaitu Modellista, lampu sein LED, captain seat di baris kedua, power backdoor, sampai voice command.
"Tipe G ada start stop engine, audio 9 inci, dan pelek 16 inci. Pada varian V, ditambah panoramic sunroof dan pelek 17 inci," kata tenaga penjual tersebut, kepada Kompas.com (7/11/2022).
Kemudian, kabarnya Innova Zenix bakal mengusung mesin berkapasitas 2.000 cc yang sama basisnya dengan milik Toyota Voxy. Bedanya mesin tersebut dikombinasikan dengan baterai dan motor listrik.
Baca juga: 7 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Oktober 2022
Selain mesin, sentuhan Voxy berlanjut juga ke fitur-fitur, terutama desain instrumen cluster yang masih menggunakan jarum tapi dengan motif yang cukup futuristis.
Tak ketinggalan, Innova Zenix bakal menggunakan platform terbaru TNGA-C yang berbeda signifikan dibandingkan Innova model saat ini.
Selain itu, Toyota Indonesia juga sudah memastikan bakal mulai produksi baterai kendaraan elektrifikasi di pabrik Karawang I, Jawa Barat. Fasillitas perakitan baterai alias battery pack bergulir bersamaan dengan produksi Innova Zenix hybrid.
Keputusan ini sekaligus membuat Toyota sebagai pabrikan otomotif pertama yang punya baterai sendiri di Tanah Air. Informasi ini disampaikan langsung oleh Direktur Production Engineering & Vehicle Manufacturing PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI dengan Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Rabu (9/11/2022).
Baca juga: Penampakan Toyota Innova Zenix Hybrid Lengkap dengan Sunroof
"Kami tahun ini akan memproduksi HEV dan assembling baterainya secara lokal. Sehingga bila bicara kesiapan, kami dari Toyota siap memproduksi kendaraan elektrifikasi," kata Nandi.
Kendati belum dijelaskan lebih jauh terkait perakitan salah satu komponen utama kendaraan bermotor listrik dengan penguasaan sekitar 40 persen ini, gebrakan Toyota tersebut dapat membuat industri elektrifikasi dalam negeri semakin terangsang.
Apalagi dikatakan pula bahwa produk kendaraan listrik dari perseroan akan mengkangkau ke seluruh lapisan pasar, khususnya segmen entry level. Mengingat, hampir 80 persen pembeli mobil di Indonesia berasal dari kelas terkait dengan jangkauan daya beli di bawah Rp 350 juta.
"Nanti semua model yang sudah kami punya akan ada hybrid-nya karena market paling besar di Indonesia adalah entry level. Sehingga yang berada di segmen itu punya pilihan untuk elektrifikasi juga," kata Nandi.
Baca juga: 7 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Oktober 2022
Langkah ini sejalan dengan strategi Toyota dalam menuju era elektrifikasi global melalui skema multi-pathway atau simultan. Yaitu, menghadirkan beragam jenis produk kendaraan rendah emisi untuk seluruh segmen baik HEV, PHEV, sampai BEV.
"Tujuan kami ialah net zero emission," ucapnya.
Adapun langkah memproduksi baterai mobil listrik merupakan komitmen jangka panjang Toyota untuk melancarkan berbagai strategi menuju era elektrifikasi di dalam negeri.
Hal ini salah satu implementasi dari penambahan investasi oleh Toyota Motor Corporation (TAM) sebesar Rp 28 triliun hingga 2024, yang sudah digelontorkan pada akhir tahun lalu.
Baca juga: Begini Cara Merawat Baterai Mobil Hybrid
Seiring dengan hal tersebut, diharapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) seluruh mobil listrik Toyota di Indonesia bisa mencapai 80-85 persen seperti kendaraan berbahan bakar fosil yang sudah dipasarkan saat ini.
Dengan memiliki fasilitas perakitan baterai juga membuat pabrikan cukup independen dalam melakukan aktivitas produksi dalam menjaga suplai, tidak terlalu bergantung pada negara lain (pengimpor). Sehingga jika ada kenaikan permintaan dari pasar, indennya tidak terlalu lama.
"Sekarang TKDN kita sudah mencapai 80-85 persen. In several years, HEV kita diharapkan juga bisa mencapai TKDN seperti itu," kata Presiden Direktur TAM Warih Andang Tjahjoho beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.