Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Kaprah Menerapkan Teknik Setengah Kopling pada Mobil Manual

Kompas.com - 18/11/2022, 19:41 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG,KOMPAS.com - Berkendara mobil manual terhitung gampang-gampang susah, lantaran operasional masing-masing komponen sepenuhnya dilakukan pengemudi. 

Biasanya pengendara mobil manual pemula akan kesulitan menyeimbangkan ritme gas, rem, dan kopling

Jika ketiganya tidak sinkron, mesin bisa mati. Lebih lagi saat harus berkendara di jalan-jalan pegunungan, permainan gas dan kopling harus benar-benar diperhatikan. 

Beberapa pengemudi rupanya dari dulu mengenal teknik setengah kopling. Hal itu biasanya dilakukan untuk menahan laju mobil agar tidak mundur dengan memanfaatkan kombinasi gas dan kopling. 

Baca juga: Belajar Teknik Eco Driving pada Mobil Transmisi Manual

Konon, teknik tersebut akrab digunakan pengemudi truk. Namun, banyak pengemudi mobil yang ikut mempelajari dan mengaplikasikan ilmu tersebut. 

Tuas transmisi manualKompas.com/Erwin Setiawan Tuas transmisi manual

Bahkan, hingga kini terus berkembang dan jadi tantangan tersendiri saat melakukan ujian praktik pembuatan surat izin mengemudi (SIM) di Indonesia. 

Meskipun demikian, teknik tersebut cukup rumit dilakukan karena butuh jam terbang. Syaratnya, kecepatan refleks kaki dan irama putaran mesin bisa dijadikan patokan mengatur ritme yang sesuai. 

Baca juga: DFSK Klaim Pabriknya di Banten Siap Produksi Mobil Listrik

Kempes Pemilik Bengkel Anugrah Abadi Karangawen menjelaskan, teknik gantung kopling sebenarnya tak dianjurkan jika digunakan untuk menahan laju mobil. 

Cara tradisional tersebut bisa dipakai namun sifatnya sementara saja, yakni untuk awalan jalan sambil mencari torsi ideal. 

"Jika sering menggantung kopling, pelat kopling jadi cepat aus karena gesekan komponen clutch disc. Agar aman, sebaiknya cara tersebut dipakai saat awal-awal hendak jalan, yaitu sebelum melepas handrem," kata Kempes kepada Kompas.com, Jumat (18/11/2022). 

Kebiasaan salah kaprah yang sering kali dilakukan banyak pengemudi adalah sengaja menahan laju mobil di tanjakan curam. 

Hyundai Stargazer Menjajal Tanjakan di Lintasan Hyundai.KOMPAS.com/Adityo Wisnu Hyundai Stargazer Menjajal Tanjakan di Lintasan Hyundai.

Saat menyeimbangkan ritme gas dan kopling sering memicu transmisi slip, karena itu komponen transmisi bisa overheat. Oli transmisi yang tersirkulasi kualitasnya turun drastis, pelumasan komponen mekanikal jadi terganggu. 

"Penggunaan teknik setengah kopling hanya untuk sekedar awalan saja. Karena menghindari kopling overheat yang berdampak kerusakan serius. Jika berhenti lama sebaiknya tetap menggunakan hand rem," kata dia. 

Sementara itu, Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana menjelaskan, saat berhenti antre di tanjakan curam wajib hukumnya menggunakan rem tangan. 

Baca juga: Persimpangan Jalan Rawan Kecelakaan, Ini Pentingnya Etika Berkendara

Ilustrasi tuas transmisi manual mobil ToyotaJames Gilboy/thedrive.com Ilustrasi tuas transmisi manual mobil Toyota

"Selain menghindari risiko mobil mundur menabrak kendaraan di belakang, komponen kampas kopling agar tidak terlalu bekerja berat, hal itu bisa membuat performa transmisi menurun," kata Andika. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau