Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Polisi yang Aktif dalam Komunitas Otomotif

Kompas.com - 18/10/2022, 07:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

“Karena doktrin polisi jelas bahwa polisi harus menjadi pelindung, pengayom, pelayan. Itu yang ditekankan kemarin. Artinya boleh punya, tidak melanggar hukum, tapi itu bisa membuat perasaan masyarakat terganggu,” ujar Wahyurudhanto kepada Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Baca juga: Mobil Pelat Dewa Pakai Rotator Minta Jalan, Jangan Mau Minggir

“Jadi beliau berharap sense of crisis jadi acuan seluruh personel Polri. Baik itu anggota maupun keluarganya, artinya istrinya, anaknya. Kan kadang kala ada yang pakai baju mahal, sepatu mahal, tas mahal. Istilah beliau rem total,” kata dia.

Wahyurudhanto juga mengatakan, sejauh ini belum ada studi yang berfokus untuk mencari tahu sejak kapan pejabat polisi aktif dalam dunia otomotif, atau gemar menggunakan motor besar hingga mobil mewah.

Namun demikian, tren seperti itu mulai terlihat sejak munculnya media sosial, di mana anggota polisi bisa memamerkan kehidupan pribadinya.

Baca juga: Harga Honda Jazz Bekas per Oktober 2022 Mulai Rp 145 Jutaan

Gaya necis Kapolda Jawa Timur Teddy Minahasa yang ditangkap karena narkoba dengan motor dan mobil mewah. Foto: WartaKotalive.com Gaya necis Kapolda Jawa Timur Teddy Minahasa yang ditangkap karena narkoba dengan motor dan mobil mewah.

“Belum ada penelitian khusus tentang itu. Tapi publik kan meramaikan itu belakangan ini, setelah adanya medsos, dengan adanya penampilan-penampilan yang menurut publik tidak pas untuk ukuran gajinya polisi,” ucap Wahyurudhanto.

Ia pun menambahkan, pada dasarnya anggota polisi boleh memiliki hobi otomotif, punya motor besar, mobil mewah, dan sebagainya, tetapi sepatutnya tidak dipamerkan. Polisi dan keluarganya harus memberikan empati kepada publik dengan penampilan yang wajar.

“Enggak perlu bergaya miskin, tapi yang proporsionallah. Artinya moge itu kan harganya sudah di atas Rp 500 juta. Memang bisa saja beli dari sumber lain, apakah warisan atau apa. Tapi kan ketika masih sebagai polisi, orang melihatnya sebagai institusi,” ucap Wahyurudhanto.

“Jadi dalam pandangan saya, penampilan polisi saat ini tidak sesuai dengan levelnya saat ini. Kan sebagai anggota Polri gajinya sudah jelas, ada tunjangan-tunjangan. Tapi kan hidup mewah dalam situasi sekarang melukai perasaan publik,” ujar dia.

Baca juga: Avanza Veloz Masih Merajai Pasar LMPV, Stargazer Kembali Tekuk Xenia

Komunitas Harley-Davidson Hogers Indonesia kembali mengadakan HNRDok. Hogers Indonesia Komunitas Harley-Davidson Hogers Indonesia kembali mengadakan HNR

Peran Polisi dalam Komunitas

Keaktifan anggota polisi dalam dunia otomotif, salah satunya dalam komunitas Harley-Davidson, bukan tanpa alasan. Polisi diharapkan bisa memberikan pengaruh berlalu lintas yang baik bagi semua personel.

Terlebih lagi, mengendarai motor besar seperti HD butuh fisik dan pengetahuan mumpuni untuk menjaga keselamatan berkendara. Belum lagi karakter moge yang berbeda, membutuhkan perlakuan yang berbeda pula dari pengendaranya.

“Semua officer itu tersertifikasi safety riding, yang mana tim pengajarnya itu menjadi pengajar dari kepolisian juga. Jadi tahu bagaimana mengawal dan me-manage rangkaian, dengan mematuhi peraturan lalu lintas” ujar Yudi Djaja, Director Hogers Indonesia, di Jakarta, Minggu (16/10/2022).

Baca juga: Mengenal Arti Kode pada Pelat Nomor Kendaraan Dinas TNI

Safety riding itu diwajibkan supaya tahu cara membawa rombongan dengan mengedepankan keselamatan berlalu lintas, dan menghargai pengguna jalan lain. Makanya, kami selalu tekankan hak dan kewajiban kita di jalan itu sama,” kata dia.

Yudi pun menepis anggapan bahwa komunitas motor besar kerap ugal-ugalan di jalan. Oleh sebab itu, pihaknya selalu menyiapkan officer yang bertugas mendampingi ketika touring. Tujuannya untuk menjaga konvoi selalu patuh dalam aturan berlalu lintas.

“Kita selalu kalau ada yang arogan, kita akan tegur. Kalau dia masih tetap begitu, kita towing. Itu tegas dari kita. Officer kami selalu mengingatkan kepada peserta, kalau ada yang mau ngajak berantem dan segala macam, biarkan saja, lewati saja,” kata Yudi.

“Di dalam kota, SOP kami tidak ada yang arogan, tidak ada gerang-gerung segala macam. Dan di setiap kota, traffic light kita berhenti kalau merah,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com