JAKARTA, KOMPAS.com – Cerita anggota polisi ataupun purnawirawan yang aktif dalam dunia otomotif sudah menjadi rahasia umum. Mereka biasanya mengisi pucuk kepemimpinan komunitas sebagai ketua, dewan pembina, ataupun penasihat.
Komunitas Harley-Davidson Club Indonesia atau yang disingkat HDCI misalnya, sejak periode 1990-an kerap dipimpin oleh pensiunan TNI-Polri.
Sebut saja Komjen (Purn) Nanan Soekarna pada 2011-2016, kemudian berlanjut pada 2016-2021. Hingga yang paling baru yaitu Irjen Teddy Minahasa yang menjabat sebagai Ketua Umum periode 2021-2026.
Baca juga: Mengenal Ragam Pelat Nomor Khusus RF alias Pelat Dewa
Kemudian di komunitas pengguna Harley-Davidson Hogers Indonesia, ada Irjen Fadil Imran yang kini menduduki pangkat Kapolda Metro Jaya.
Lalu, Pembina Hogers Indonesia juga ada Brigjen Pol Hero Henrianto Bachtiar, yang menjabat Tindak Pidana Utama Tk II Bareskrim Polri. Termasuk Kombes Latif Usman, yang posisinya kini sebagai Dirlantas Polda Metro Jaya.
Baca juga: Aksi Sportif PO Haryanto dan Gunung Harta, Pakai Kode Lampu Depan Mati
Polisi Jangan Gagah-gagahan
Belum lama ini, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memanggil para perwira tinggi (pati) Polri, kapolda, dan kapolres se-Indonesia. Dalam arahannya tersebut, Jokowi meminta agar polisi menghindari gaya hidup mewah.
Jokowi meminta para pejabat tinggi polisi agar tidak bermewah-mewahan sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial ekonomi.
"Semua kapolda, kapolres, pejabat utama Polri harus tahu. Keadaan situasi seperti ini harus mengerti, sehingga punya sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini, hati-hati," ujar Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden RI, Sabtu (15/10/2022).
Baca juga: Pesan Toyota Kijang Innova Hybrid Sekarang, Siapkan Rp 10 Juta
"Oleh sebab itu, saya ingatkan, gaya hidup, lifestyle. Jangan sampai dalam situasi yang sulit, ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi," katanya.
Jokowi menambahkan, dia mengingatkan kepada semua pejabat utama dan perwira tinggi Polri untuk mengerem total gaya hidup yang terlihat bermewah-mewahan.
"Masalah gaya hidup, jangan ada gagah-gagahan, karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati ya, saya ingatkan hati-hati," ujar Jokowi.
Baca juga: Biaya Kepemilikan Stargazer dan Xpander, Mana yang Lebih Murah?
Polisi Harus Punya Empati
Sementara itu, Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengatakan, tidak ada aturan yang melarang personel atau pejabat kepolisian menggunakan motor mewah atau kendaraan yang mahal.
Meski begitu, ia berpendapat bahwa polisi hari ini harus memiliki empati terhadap apa yang dirasakan masyarakat.
“Karena doktrin polisi jelas bahwa polisi harus menjadi pelindung, pengayom, pelayan. Itu yang ditekankan kemarin. Artinya boleh punya, tidak melanggar hukum, tapi itu bisa membuat perasaan masyarakat terganggu,” ujar Wahyurudhanto kepada Kompas.com, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Mobil Pelat Dewa Pakai Rotator Minta Jalan, Jangan Mau Minggir
“Jadi beliau berharap sense of crisis jadi acuan seluruh personel Polri. Baik itu anggota maupun keluarganya, artinya istrinya, anaknya. Kan kadang kala ada yang pakai baju mahal, sepatu mahal, tas mahal. Istilah beliau rem total,” kata dia.
Wahyurudhanto juga mengatakan, sejauh ini belum ada studi yang berfokus untuk mencari tahu sejak kapan pejabat polisi aktif dalam dunia otomotif, atau gemar menggunakan motor besar hingga mobil mewah.
Namun demikian, tren seperti itu mulai terlihat sejak munculnya media sosial, di mana anggota polisi bisa memamerkan kehidupan pribadinya.
Baca juga: Harga Honda Jazz Bekas per Oktober 2022 Mulai Rp 145 Jutaan
“Belum ada penelitian khusus tentang itu. Tapi publik kan meramaikan itu belakangan ini, setelah adanya medsos, dengan adanya penampilan-penampilan yang menurut publik tidak pas untuk ukuran gajinya polisi,” ucap Wahyurudhanto.
Ia pun menambahkan, pada dasarnya anggota polisi boleh memiliki hobi otomotif, punya motor besar, mobil mewah, dan sebagainya, tetapi sepatutnya tidak dipamerkan. Polisi dan keluarganya harus memberikan empati kepada publik dengan penampilan yang wajar.
“Enggak perlu bergaya miskin, tapi yang proporsionallah. Artinya moge itu kan harganya sudah di atas Rp 500 juta. Memang bisa saja beli dari sumber lain, apakah warisan atau apa. Tapi kan ketika masih sebagai polisi, orang melihatnya sebagai institusi,” ucap Wahyurudhanto.
“Jadi dalam pandangan saya, penampilan polisi saat ini tidak sesuai dengan levelnya saat ini. Kan sebagai anggota Polri gajinya sudah jelas, ada tunjangan-tunjangan. Tapi kan hidup mewah dalam situasi sekarang melukai perasaan publik,” ujar dia.
Baca juga: Avanza Veloz Masih Merajai Pasar LMPV, Stargazer Kembali Tekuk Xenia
Peran Polisi dalam Komunitas
Keaktifan anggota polisi dalam dunia otomotif, salah satunya dalam komunitas Harley-Davidson, bukan tanpa alasan. Polisi diharapkan bisa memberikan pengaruh berlalu lintas yang baik bagi semua personel.
Terlebih lagi, mengendarai motor besar seperti HD butuh fisik dan pengetahuan mumpuni untuk menjaga keselamatan berkendara. Belum lagi karakter moge yang berbeda, membutuhkan perlakuan yang berbeda pula dari pengendaranya.
“Semua officer itu tersertifikasi safety riding, yang mana tim pengajarnya itu menjadi pengajar dari kepolisian juga. Jadi tahu bagaimana mengawal dan me-manage rangkaian, dengan mematuhi peraturan lalu lintas” ujar Yudi Djaja, Director Hogers Indonesia, di Jakarta, Minggu (16/10/2022).
Baca juga: Mengenal Arti Kode pada Pelat Nomor Kendaraan Dinas TNI
“Safety riding itu diwajibkan supaya tahu cara membawa rombongan dengan mengedepankan keselamatan berlalu lintas, dan menghargai pengguna jalan lain. Makanya, kami selalu tekankan hak dan kewajiban kita di jalan itu sama,” kata dia.
Yudi pun menepis anggapan bahwa komunitas motor besar kerap ugal-ugalan di jalan. Oleh sebab itu, pihaknya selalu menyiapkan officer yang bertugas mendampingi ketika touring. Tujuannya untuk menjaga konvoi selalu patuh dalam aturan berlalu lintas.
“Kita selalu kalau ada yang arogan, kita akan tegur. Kalau dia masih tetap begitu, kita towing. Itu tegas dari kita. Officer kami selalu mengingatkan kepada peserta, kalau ada yang mau ngajak berantem dan segala macam, biarkan saja, lewati saja,” kata Yudi.
“Di dalam kota, SOP kami tidak ada yang arogan, tidak ada gerang-gerung segala macam. Dan di setiap kota, traffic light kita berhenti kalau merah,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.