JAKARTA, KOMPAS.com - Permasalahan truk Over Dimension dan Over Loading atau ODOL terjadi karena pemilik barang berusaha untuk mendapatkan harga angkut semurah-murahnya.
Karena itu pemilik atau pengusaha truk menambah beban hingga melebihi kapasitas. Tujuannya supaya semua barang bisa diangkut dalam sekali perjalanan alias tidak bolak-balik.
Thomas Aquino Wijanarka, Instruktur Training Center PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), mengatakan, kelebihan muatan berbahaya karena dapat membuat rem tidak sanggup menahan laju truk.
Baca juga: Fokus Pertahankan Gelar Juara Dunia, Quartararo Stop Main Instagram
Padahal kata Thomas, jika dilihat dari biaya operasional, ODOL tidak menjawab tantangan. Sebab dalam kegiatan operasional hal yang paling boros ialah bahan bakar.
"Biaya keseluruhan buat pembelian dan operasional kendaraan, kita coba lakukan riset dengan pemakaian unit 5 tahun. Ketika 5 tahun operasional ini jauh lebih besar dari harga kepemilikan kendaraan," kata Thomas di Bekasi, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
"Hampir 3/4 (kepemilikan) ialah biaya operasional, dan dari biaya operasional ini yang paling besar hampir 50 persen ialah bahan bakar. Kedua dan ketiga ialah sopir dan ban," kata Thomas.
Artinya secara implisit kata Thomas, buat pemilik truk lebih baik melakukan efisiensi bahan bakar dengan cara eco driving ketimbang menambah beban yang berisiko.
Baca juga: Lokasi Pelayanan SIM Keliling Terdekat di Bekasi Hari Ini
"Jadi (biaya) hampir 50 persen bahan bakar, jadi dari pada angkutannya kita perbanyak biarin overload (ODOL) paling nabrak. Karena rem blong dan tidak kuat. Kita coba ubah paradigma tersebut. Ada loh yang lain yang bisa kurangi daripada menambahkan muatan, atau mempercepat (kebut-kebutan)," kata dia.
Thomas mengatakan, keunggulan lain eco driving ialah sejakan dengan isu lingkungan yang digembar-gemborkan banyak pihak.
"Kemudian isu lingkungan. Semakin kita hemat bahan bakar artinya penggunaan bahan bakar," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.