Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral, Bonceng Motor Tak Turun Saat Isi Udara Ban

Kompas.com - 04/10/2022, 19:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di media sosial memperlihatkan pengendara sepeda motor yang sedang mengisi udara ban. Video viral karena pemotor tersebut berboncengan dan tidak turun dari atas jok.

Dalam video yang diunggah akun helloweird.society, tak sedikit netizen yang merasa sebal dengan perilaku tersebut. Apalagi terlihat pemboceng belakang memakai baju seragam pramuka.

Lantas dari sisi teknis, apakah tepat mengisi udara ban motor belakang tapi pembonceng tidak turun?

Baca juga: Tak Ada Team Order, Rider Ducati Siap Bantu Bagnaia Jadi Juara Dunia

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Helloweird Society (@helloweird.society)

 

Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen IRC Tire, mengatakan, jika dilihat dari segi teknis sebetulnya tidak masalah mengisi udara ban meski ada pengendara kalau pakai indikator tekanan.

"Cuma sopan santun saja, begitu orang isi ban belakang terus ada yang boncengan. Kalau posisi berdua kan orang (orang yang isi ban) di belakang kita," kata Dodi kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2022).

Menjadi masalah kata Dodi, sebab tak semua tukang isi udara pinggir jalan memakai indikator tekanan udara. Jika pembonceng tidak turun dari motor, maka ukuran tekanan udara ban tidak tepat.

Baca juga: Bus Baru PO ANS, Pakai Bodi Anyar dari Morodadi Prima

"Isi udara ban yang benar ialah pakai indikator. Kadang pakai indikator saja kurang tepat, kenapa karena alatnya tidak dikalibrasi dengan baik, apalagi jika tidak pakai indikator tekanan ban, yang biasanya cuma dirasakan pakai tangan," kata Dodi.

Ganti Ban Motor Otobox Indonesia Dicky Aditya Wijaya Ganti Ban Motor Otobox Indonesia

"Pakai tangan itu tidak akurat, kadang yang pakai alat saja tidak akurat," ujar dia.

Dodi mengatakan, saat mengisi udara ban indikator tekanan udara ban perlu dikalibrasi. Tujuannya supaya alat tersebut benar-benar menunjukkan angka tekanan yang benar.

"Tapi alat validasi yang beredar di jalan kadang tidak sesuai. Di tempat kita dikalibrasi misal 20 psi pasti 20 psi. Sedangkan di pinggir jalan ada yang pakai indikator dan tidak," ujar Dodi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com