Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2022, 12:22 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mobil-mobil modern banyak yang dibekali dengan transmisi matik berjenis CVT karena memiliki banyak keunggulan. Mulai dari kenyamanan hingga irit konsumsi bahan bakar.

Namun, berbarengan dengan kabar gembira tersebut muncul anggapan bahwa setiap CVT mengalami kerusakan maka solusinya adalah melakukan penggantian CVT assy atau satu set yang harganya tidak murah.

Lantas, apakah anggapan tersebut benar?

Baca juga: Waspada, Ini Perilaku yang Bikin Pendek Usia Transmisi CVT

Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik DaihatsuKompas.com/Donny Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik Daihatsu

Pemilik Aha Motor Spesialis Nissan & Datsun Hardi Wibowo, mengatakan berat untuk menyampaikan informasi jujur tersebut, lantaran harga transmisi CVT itu tidak murah, namun karena dampak kerusakan CVT pada umumnya melibatkan semua komponen di dalamnya maka penggantian satu gelondong adalah solusinya.

“Hampir semua transmisi CVT yang bermasalah mengalami kerusakan pada puli dan sabuk bajanya, ada slip yang menyebabkan sabuk baja dan puli rontok sehingga menghasilkan serbuk baja yang terbawa bersama oli CVT,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Sabtu (24/9/2022).

Dia mengatakan serbuk baja tersebut berpotensi ikut bersirkulasi dengan oli meski ada saringan di dalamnya.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Transmisi CVT Tak Cocok Buat Tanjakan?

Sabuk baja pada CVT rusakKompas.com/Erwin Setiawan Sabuk baja pada CVT rusak

“Saringan ada, tapi tidak menutup kemungkinan serbuk baja tersebut ikut bersirkulasi ke seluruh komponen di dalam CVT, akhirnya plunyer dan beberapa saluran menjadi aus dan longgar, hal itu membuat komponen yang memiliki tingkat presisi tinggi akan melejit dan membuat macet,” ucap Hardi.

Dia menyebutkan contoh pompa oli yang aus, dan membuatnya macet karena posisinya sudah tidak presisi lagi.

“Kalau piston di pompa oli CVT ini aus, maka akan berpotensi oblak, bila oblak maka dia bisa macet dan membuat kerja pompa tidak optimal, akibatnya terjadi slip baik di kampas koplingnya hingga pada puli dan sabuk baja,” ucap Hardi.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Transmisi CVT dan D-CVT

Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik DaihatsuKompas.com/Donny Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik Daihatsu

Dengan demikian, Hardi menyimpulkan bahwa setiap kerusakan yang menyebabkan puli dan sabuk baja tergores maka besar kemungkinan semua komponen mengalami masalah karena serbuk baja sudah ikut mengalir bersama oli.

“Pernah mengganti beberapa komponennya saja, dapat dari copotan, akhirnya ya tidak lama rusak karena rangkaian sistem di dalam CVT saling terikat dan mempengaruhi, jadi memang solusi CVT yang bermasalah ya perlu diganti satu gelondong,” ucap Hardi.

Dia mengatakan selain memang onderdil dalam CVT tidak dijual ecer, kerusakan yang dialami CVT memang tidak memungkinkan untuk diganti secara terpisah melainkan harus satu set CVT.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com