Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Ini Perilaku yang Bikin Pendek Usia Transmisi CVT

Kompas.com - 25/09/2022, 16:02 WIB
Erwin Setiawan,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Mobil transmisi matik modern banyak dibekali jenis CVT karena memiliki keunggulan di sektor kenyamanan.

Untuk mobil yang sudah menggunakan CVT tidak akan merasakan entakan, saat rasio percepatan berpindah, sehingga berkendara bisa dengan lembut dan halus.

Karakter tersebut, tentu saja harus disesuaikan dengan perilaku pengendara. Bila transmisinya saja sudah smooth, maka pengoperasiannya juga harus lembut, tidak boleh asal injak pedal gas. Nah, berikut ini perilaku pengendara yang bisa merusak CVT.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Transmisi CVT Tak Cocok Buat Tanjakan?

Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik DaihatsuKompas.com/Donny Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik Daihatsu

Pemilik Worner Matic Spesialis Transmisi Matik, Hermas Efendi Prabowo mengatakan pengendara perlu memilih rute yang landai, jangan yang naik turun ekstrem karena CVT dirancang bukan untuk melibas tanjakan.

Gearbox CVT sejak awal memang dirancang dan didesain untuk tujuan kenyamanan berkendara; halus dan mulus, nyaris tanpa ayunan apalagi entakan saat perubahan rasio dan pertambahan percepatan,” ucap Hermas kepada Kompas.com, Minggu (25/9/2022).

Selain itu, Hermas juga menjelaskan komponen pembentuk rasio seperti CVT tidak diciptakan untuk mampu melintasi jalanan naik turun ekstrem apalagi dengan beban berat.

Jadi, pengendara yang masih ngotot melintas di tanjakan ekstrem apalagi membawa beban berat, maka perlu waspada.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Transmisi CVT dan D-CVT

Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik DaihatsuKompas.com/Donny Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik Daihatsu

“Kalau dipaksakan timbul selip pada CVT assy yang bisa merusak sabuk baja dan puli, selip memproduksi serbuk dan debris yang berbahaya bagi kelancaran dan stabilitas tekanan oli matic yang pada akhirnya memicu sumbatan, akan membuat gearbox matic CVT rontok dan gagal bekerja,” ucap Hermas.

Selain itu, Pemilik Aha Motor Spesialis Nissan & Datsun Hardi Wibowo menambahkan, perilaku pengendara mobil yang suka memainkan putaran mesin tinggi berpeluang merusak komponen di dalam gearbox CVT.

“Karakter CVT tidak cocok digunakan dengan kasar atau memainkan putaran mesin tinggi, hal ini akan membuat oli CVT cepat panas dan akhirnya membuat komponen sabuk baja dan puli selip, dan menimbulkan serbuk baja yang mengancam control valve” ucap Hardi.

Baca juga: Tips Berkendara Mobil CVT biar Irit BBM

Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik DaihatsuKompas.com/Donny Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik Daihatsu

Dia mengatakan, seharusnya penggunaan CVT perlu memperhatikan putaran mesin jangan sampai melebihi batas wajar.

“Perhatikan putaran mesin saat memainkan pedal gas, baik saat menanjak atau akselerasi, pastikan tidak melebihi 2.500 rpm agar komponen di dalam CVT tidak slip,” ucap Hardi.

Jadi, memaksakan mobil CVT melalui tanjakan dan sering menginjak pedal gas dalam-dalam bisa membuat CVT cepat rusak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau