Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana yang Lebih Baik, Baterai Kendaraan Listrik dari Nikel atau Ferro?

Kompas.com - 25/09/2022, 09:21 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Baterai menjadi salah satu komponen penting pada ekosistem kendaraan listrik.

Kendati nikel menjadi material yang lebih sering disebut oleh Pemerintah Indonesia untuk pembuatan baterai listrik, banyak yang tidak tahu jika ada bahan baku lain yang bisa digunakan.

Baca juga: Jangan Sepelekan Jadwal Ganti Minyak Rem Mobil

Ferrous atau besi adalah material yang bisa digunakan untuk baterai kendaraan listrik. Lithium Ferro Phosphate (LFP ) menjadi salah satu jenis baterai kendaraan listrik berbahan dasar ferro. Bahkan daya baterai LFP bisa digunakan untuk segala jenis kendaraan listrik.

“Baterai LFP juga juga bisa untuk mobil atau motor dan segala jenis kendaraan listrik. Mobil Hyundai itu berbasis lithium manganese cobalt atau litium berbasis nikel. Sementara itu Wuling menggunakan baterai berbasis ferro atau besi,” kata Direktur Pemasaran PT Intercallin Hermawan Wijaya kepada Kompas.com, Sabtu (25/9/2022).


Indonesia saat ini memiliki dua material dasar pembuatan baterai kendaraan listrik yaitu nikel dan ferro. Hanya saja, nikel menjadi material yang paling sering disebutkan. Padahal, kata Hermawan, bahan pertambang di Morowali ada ferro ada nikel.

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Maka dari itu, membandingkan baterai kendaraan listrik berbahan nikel dan ferro merupakan hal yang tidak tepat. Hal tersebut lantaran material tersebut mengacu pada kultur daerah.

Baca juga: ETLE Dapat Bantu Hapus Transaksi Pungli Petugas

“Di Korea berkembangnya nikel, di China terkenalnya ferro. Dan ternyata keduanya bisa buat kendaraan listrik. Kalau begitu keduanya saja kita adopsi untuk Indonesia. Tidak harus nikel saja, feros juga. Toh kita punya kedua materialnya,” kata Hermawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau