Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Perlu Pihak yang Mengelola Limbah Baterai EV

Kompas.com - 09/08/2022, 16:21 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Pamor kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia diperkirakan akan kian menanjak. Bahkan kendaraan listrik dipercaya mampu mengurangi polusi dan menjadi solusi berkendara di masa depan.

Bahkan beberapa produsen otomotif berlomba-lomba berinovasi mengembangkan kendaraan listrik. Namun, limbah baterai EV (electric vehicle ) masih menjadi permasalahan di setiap negara.

Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dalam mengembangkan kendaraan listrik.

Baca juga: Perkuat Segmen Street Naked, Honda Luncurkan CB300F

Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan jika perlu ada badan atau pihak yang mengelola limbah baterai EV di Indonesia.

“Di Indonesia saya belum melihat bagaimana nanti menangani limbah baterainya dan pemanfaatannya, saya sendiri sedang mengikuti bagaimana dunia menghadapi tantangan satu ini,” kata Bebin kepada Kompas.com, Selasa (9/8/2022).


Menurut Bebin, peran pihak untuk menangani permasalahan ini penting, bahkan dari awal industri ini menyadari akan hal itu.

Beberapa pabrikan juga tengah mengembangkan baterai alternatif misalnya seperti solid state yang diklaim lebih baik dari baterai lithium-ion. Maka dari itu, untuk limbah baterai EV baik di Indonesia atau dunia masih dalam tahap pengerjaan dan berjalan bersama.

Pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) sukses digelar pada 22-31 Juli 2022. Foto: Dyandra Pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) sukses digelar pada 22-31 Juli 2022.

“Jadi untuk menangani semua pihak sedang mengarah kesana bukan hanya ketika dipakai, tapi juga memperhitungkan ketika segala sesuatu akan rusak dan usang. Dan ketika rusak dan usang, jangan sampai merepotkan,” kata Bebin.

Baca juga: Buka Diler 3S di Batam, Subaru Gelontorkan Investasi Rp 15 Miliar

Sementara itu, Bebi juga mengatakan kebutuhan kian mendesak karena harga minyak bumi sudah sulit untuk dipertahankan. Artinya, urusan terhadap kondisi bumi sendiri juga menjadi urusan bersama, terutama perihal polusi dan global warming.

“Tapi di saat yang sama jangan nanti punya problem baru dengan masalah dari baterai yang sudah rusak atau usang. Ini jadi pemikiran dunia saat ini, ilmuan-ilmuan sedang mengarah ke sana,” kata Bebin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau