Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rantai Pasok Baterai Jadi Batu Sandungan Otomotif Era Elektrifikasi

Kompas.com - 05/07/2022, 08:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses peralihan menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor kini masih menemui tantangan besar, salah satunya mengenai produksi dan rantai pasok baterai, termasuk bahan baku, yang terbatas.

Pasalnya, permintaan atas kendaraan jenis ini diprediksi akan meningkat seiring komitmen dari berbagai negara seperti Uni Eropa untuk menyetop produksi dan distribusi mobil bermesin pembakaran pada 2035.

Sehingga, pabrikan bersama manufaktur komponen perlu mencari cara terbaik dengan membuka kerja sama lebih luas agar transisi optimal.

Baca juga: Menuju Era Elektrifikasi Nasional, Indonesia Harus Punya Pabrik Cip

Perakitan mobil listrik Volkswagen ID.3 di Zwickau, Jerman.REUTERS/Matthias Rietschel Perakitan mobil listrik Volkswagen ID.3 di Zwickau, Jerman.

"Ini adalah tujuan yang menantang. Topik yang paling menantang bukan mengenai meningkatkan pabrik mobil tetapi meningkatkan rantai pasok baterai," kata Chief Financial Officer Volkswagen Arno Antlitz dilansir Reuters, Senin (4/7/2022).

Hal serupa dinyatakan Chief Executive Officer Stellantis, Carlos Tavares, di mana kegagalan mendapatkan pasokan lithium, nikel, mangan, dan kobalt dapat menjadi batu sandungan memperlambat peralihan era kendaraan listrik.

Efeknya, membuat kendaraan jenis baru ini lebih mahal dan mengancam margin keuntungan produsen. Menurut dia, gejolak tersebut akan terasa pada 2024-2025 di mana produsen akan berlomba membangun pabrik baru.

"Bagi kami itu bukan kabar baik, juga bukan kabar buruk. Itu persis yah seperti asumsi yang kami miliki dalam rencana kami," kata Carlos.

Baca juga: Level Kerusakan Transmisi Mobil Matik Beserta Estimasi Biaya

Mobil listrik BMW i3 HomeRun Edition tersedia hanya 10 unit dan menjadi unit terakhir dari model tersebutDok. Motor1.com Mobil listrik BMW i3 HomeRun Edition tersedia hanya 10 unit dan menjadi unit terakhir dari model tersebut

Dalam kesempatan terpisah, Chief Executive Officer Mercedes-Benz Ola Kaellenius mengatakan, tantangan lain pada industri otomotif menuju era elektrifikasi ialah pasokan cip semikonduktor yang belum tuntas teratasi.

Ia memprediksi, kondisi tersebut akan terus mempengaruhi manufaktur setidaknya sampai 2023 mendatang meski para pembuat mobil masih memiliki backlog pesanan yang kuat.

Sementara itu, ketika industri otomotif melakukan transisi ke kendaraan listrik pasokkan komponen dimaksud haruslah lancar supaya ekosistem baru dapat tercipta secara optimal.

Baca juga: DAMRI Segera Operasikan Bus Listrik di Bandung, Surabaya, dan Bandara

"Krisis cip semikonduktor benar-benar masih ada, dan akan menjadi tantangan bagi industri sepanjang tahun ini dan tahun depan," kata dia.

Dengan kondisi saat ini, Ola mengatakan, membutuhkan setidaknya satu dekade untuk mentransisikan pabrik mesin pembuat mobil konvensional menjadi pabrik mobil listrik sepenuhnya (full electric).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau