JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah berencana menggunakan teknologi Multi Lane Free Flow (MLFF) guna mengganti sistem pembayaran sistem uang elektronik (e-money), kartu tol atau e-toll.
Melansir dari laman resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) proyek pengembangan sistem pembayaran MLFF sudah mulai dilakukan sejak awal tahun 2021.
Ini bukan pertama kalinya Indonesia mengubah sistem pembayaran di tol. Sebelum era penggunaan e-toll, pengendara yang melintasi jalan tol masih menggunakan uang tunai.
Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan pembangunan tahap kedua baterai listrik di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, dengan total investasi sebesar 9,8 miliar dolar AS atau setara Rp 142 miliar.
Jokowi mengatakan, industri baterai listrik ini merupakan investasi pertama di dunia yang mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir.
Dalam sambutannya yang disiarkan oleh kanal YoutTube Sekretariat Presiden, ia merasa senang bisa menjalankan tahapan kedua pembangunan industri baterai listrik.
Berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Kamis, 9 Juni 2022 :
1. Segera Diganti MLFF, Begini Perjalanan Bayar Tol di Indonesia
Agar lebih efisiensi dan meminimalisir penumpukan pengendara di gerbang tol, transaksi tunai diganti menjadi pembayaran menggunakan e-toll.
Dengan kata lain, gerbang tol di Indonesia tidak menerima pembayaran secara tunai atau cash saat kebijakan tersebut dibuat.
Baca juga: Segera Diganti MLFF, Begini Perjalanan Bayar Tol di Indonesia
2. Jokowi Resmikan Pembangunan Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Tahap Kedua
"Dimulai dari penambangan nikel, smelter, pabrik prekusor, pabrik katoda, kemudian baterai listrik, battery pack, hingga mobil listrik," kata Jokowi (8/6/2022).
“Masih ditambah lagi dengan industri daur ulang baterai. Dari hulu sampai ke hilir, end to end, semuanya dikerjakan dalam investasi ini,” ujar dia.
Menurutnya, industri baterai listrik bisa dibangun lantaran investasi dari LG. Perusahaan Korea Selatan itu kabarnya menanamkan investasi sekitar Rp 142 triliun.
Baca juga: Jokowi Resmikan Pembangunan Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Tahap Kedua
3. 5 Aksesori Mobil yang Sebenarnya Berbahaya, tapi Tetap Dijual Bebas
Banyak orang yang menyematkan aksesori pada mobilnya dengan berbagai alasan. Namun, tak sedikit yang paham bahwa aksesori tertentu sebenarnya memiliki potensi bahaya. Beberapa aksesori mobil memang dijual secara bebas.
Tapi, terkadang ada beberapa orang yang tidak paham cara aman menggunakannya, sehingga membahayakan dirinya sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Baca juga: 5 Aksesori Mobil yang Sebenarnya Berbahaya, tapi Tetap Dijual Bebas
4. Begini Cara Cek Tilang Elektronik di Jalan Tol secara Online
Tilang elektronik (e-tilang) atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di sejumlah ruas jalan tol Indonesia telah diterapkan sejak Jumat, 1 April 2022.
Adapun kebijakan penerapan e-tilang ini berfokus pada dua pelanggaran, yaitu pelanggar kecepatan (overspeed) dan over dimension over loading (ODOL) atau kelebihan dimensi dan muatan.
Bagi pengendara yang terkena e-tilang harus membayar denda sebagai sanksi pelanggaran yang telah dilakukan.
Baca juga: Begini Cara Cek Tilang Elektronik di Jalan Tol secara Online
5. Sanksi untuk Mobil yang Pakai Aksesori Bumper Tanduk hingga Lampu Menyilaukan
Para pengendara mobil harus memiliki empati terhadap pengguna jalan lainnya. Jangan sampai demi kepuasan pribadi, kita mengabaikan keselamatan orang lain.
Banyak contoh kasus yang memperlihatkan minimnya empati pengendara mobil. Seperti kejadian pemasangan bumper tanduk atau bumper dengan kawat berduri tajam, yang tentu akan membahayakan siapa saja yang menyentuhnya.
Kemudian, para pengendara yang sengaja memasang lampu menyilaukan di bagian depan. Atau lebih parahnya di buritan, sehingga terlihat oleh semua kendaraan yang sedang antre di belakangnya.
Baca juga: Sanksi untuk Mobil yang Pakai Aksesori Bumper Tanduk hingga Lampu Menyilaukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.