JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) optimis bila penjualan mobil selama April 2022 akan mengalami peningkatan secara bulanan meski ada kenaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen dan harga BBM.
Dikatakan oleh Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso, prediksi kenaikan tersebut disebabkan adanya momen lebaran.
Sehingga, daya beli masyarakat akan terjaga. Terlebih, pemerintah telah memperbolehkan aktivitas mudik, membuat konsumen percaya diri untuk membelanjakan koceknya.
Baca juga: Jelang Lebaran Penjualan Daihatsu Naik 33,6 Persen
"Saya merasa bahwa pada April 2022 ini, walau insentif PPnBM telah tak ada (kecuali LCGC), PPN naik satu persen, dan harga BBM naik, tingkat penjualan masih akan naik karena menjelang Lebaran," katanya, Kamis (14/4/2022).
"Dengan momen mudik Lebaran, itu mendorong konsumen untuk membeli mobil baru," tambah dia.
Hanya saja ia mengaku belum bisa memperkirakan pasar roda empat di bulan-bulan selanjutnya sebagai dampak kenaikan PPN, harga BBM, dan habisnya masa pemberian insentif PPnBM bagi segmen non-LCGC.
Sebagaimana diketahui, naiknya tarif PPN akan membuat harga mobil baru mengalami kenaikan. Kebijakan ini diatur dalam Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang berlaku per-1 April 2022.
Pemerintah menaikkan tarif PPN secara bertahap untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Kenaikan PPN akan berlanjut dengan memperhatikan kondisi perekonomian di dalam negeri.
Baca juga: Toyota Fokus Jaga Kualitas Ekspor Fortuner ke Australia
Paling lambat, PPN akan naik lagi menjadi 12 persen seperti rencana sebelumnya pada 1 Januari 2025.
Sementara untuk inseitf PPnBM pada pembelian mobil baru non LCGC, resmi tidak diperpanjang setelah berlaku 50 persen pada Januari-Maret 2022 kemarin.
"Untuk ke depannya saya belum berani menyampaikan karena masih banyak faktor yang mempengaruhi pasar. Yang jelas kami akan pantau terus," kata Hendrayadi.
"Tapi sejatinya kita masih sangat optimis. Sebab dilihat dari populasi dan GDP, potensi pasar Indonesia untuk bisa tumbuh itu besar sekali. Oleh karena itu banyak pabrikan yang berniat untuk investasi di sini," tambah Marketing Director dan Corporate Planning & Communication PT ADM Amelia Tjandra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.