JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus truk Over Dimension dan Over Loading (ODOL) memang menjadi momok di jalanan. Tidak jarang truk alami kecelakaan, menabrak beberapa kendaraan di depan atau gagal menanjak dan mundur.
Banyak yang mengatakan, penyebab kecelakaan truk ODOL adalah rem blong. Padahal, anggapan tesebut kurang relevan atau tepat, seperti yang dikatakan Ketua Sub Komite Investigasi LLAJ KNKT Ahmad Wildan.
"Pemahaman bahawa overload ini menyebabkan rem blong sebenarnya kurang tepat. Coba lihat di DI Yogyakarta, di Petung Merapi, truknya di sana semua overloading, api hampir enggak ada yang rem blong," kata Wildan di Talkshow IMI, Sabtu (22/2/2025).
Baca juga: Konten Truk Oleng, Hobi yang Sangat Berbahaya
Oleh karena itu, Wildan mengatakan kalau truk yang ODOL tidak berkaitan dengan rem blong, tapi dengan kegagalan pengereman. Banyak pengendara tidak sadar, ketika truk bawa beban berlebih, maka jarak pengereman akan lebih jauh.
"Jarak pengereman yang dibutuhkan oleh kendaraan yang overloading itu jauh lebih panjang daripada yang semestinya dengan gaya pengereman yang sama. Mereka itu kadang-kadang nggak memikirkan ini," kata Wildan.
Baca juga: IIMS 2025 Resmi Ditutup, Catat Rencana Pelaksanaan IIMS 2026
Misal truk yang membawa beban sesuai aturan, jarak pengereman dari 60 Kpj sampai berhenti cuma 50 meter. Tapi kalau overloading, jarak berhentinya bisa lebih dari 50 meter, bisa dua sampai tiga kali lipat jaraknya.
Jadi pengemudi sudah injak rem, tapi karena bobot berlebih, jarak pengereman makin jauh. Truk memang jalannya pelan, namun momentumnya besar, tetap bisa menghancurkan apa yang ada di depannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.