IIMS 2022 Catat Penjualan 6.850 Unit, Transaksi Tembus Rp 2,8 T

JAKARTA, KOMPAS.com – Ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022 telah selesai diselenggarakan pada 31 Maret-10 April 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Selama 11 hari pameran, gelaran tersebut mencatat berbagai capaian positif.

Dalam keterangan resmi Dyandra Promosindo (11/4/2022), disebutkan bahwa jumlah pengunjung yang datang langsung secara offline mencapai 378.227 orang.

Sementara itu, jumlah transaksi sampai dengan hari terakhir, yakni Minggu 10 April 2022 telah menyentuh Rp 2,8 triliun, dengan total 6.850 unit kendaraan terjual.

Baca juga: Kena ETLE Saat Mudik Pakai Mobil Rental, Siapa yang Bayar Denda?

KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Booth Honda Motor di IIMS 2022

Seperti diketahui, pameran ini diikuti sekitar puluhan agen pemegang merek (APM) mobil, motor, dan aksesoris.

Kendaraan roda empat diwakili oleh brand ternama seperti BMW, Chery, DFSK, Honda, Hyundai, Jeep, Mazda, MG, Mitsubishi, Toyota, Suzuki, Wuling, serta Prestige yang menampilkan unit Tesla terbaru.

Sedangkan kendaraan roda dua diwakili oleh Benelli & Keeway, Energica, Gesits, Honda,Italjet, Kawasaki, KTM & Husqvarna, NIU, Royal Alloy, Royal Enfield, Volta, dan Yamaha.

Baca juga: Honda HR-V Versi Amerika Meluncur, Penampilannya Beda Total

Kompas.com/Donny Perawatan kendaraan yang dijual di IIMS Hybrid 2022

Tak ketinggalan Perhimpunan Pengusaha Aksesoris Mobil Indonesia (PAHAMI) dan puluhan brand aftermarket.

Hendra Noor Saleh, Presiden Direktur Dyandra Promosindo mengatakan, angka tersebut mayoritas dilaporkan oleh APM mobil. Sementara APM motor maupun aksesoris otomotif sedikit sekali yang melapor.

"Tahun lalu itu Rp 2 triliunan. Target kami tahun ini Rp 3 triliun. Kalau memang enggak tercapai tidak apa-apa. Karena yang lapor enggak semua, mau bagaimana," ucap Kohen, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Jakarta (9/4/2022).

Baca juga: Suzuki Rilis Motor Adventure V-Strom SX 250, Dijual Rp 40 Jutaan

KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Ilustrasi acara IIMS Award 2022

Mengenai sedikitnya APM motor maupun aksesoris yang melaporkan jumlah penjualan ketimbang APM mobil, disinyalir karena adanya kebiasaan yang berbeda di antara pelaku industri.

“Kalau misal di mobil, Mitsubishi sebut sekian, sebelahnya panas juga. Kalau di motor mungkin agak low profile. Jadi mayoritas mobil, berdasarkan yang dilaporkan,” kata Kohen.