Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Listrik Jadi Solusi Tekan APBN Imbas Impor BBM

Kompas.com - 28/03/2022, 08:42 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mendukung operasional kendaraan listrik delegasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging pertama di Indonesia.

Kehadiran kendaraan listrik tak sekadar menjadi salah satu cara menekan emisi gas buang, tapi juga upaya transisi energi fosil ke energi baru terbarukan yang nantinya jadi solusi menekan impor bahan bakar minyak (BBM).

Jokowi mengatakan, saat ini ketergantungan masyarakat pada BBM dan energi fosil kian tinggi, yang ditambah lagi dengan pemenuhan BBM di dalam negeri sebagian besar masih impor.

Baca juga: Jokowi Resmikan SPKLU Ultra Fast Charging, Isi Penuh Dalam 30 Menit

"(Hal itu) Membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), membebani defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan," ujar Jokowi, disitat dari siaran resmi PLN, Sabtu (26/3/2022).

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, kondisi tersebut tak bisa lama-lama dibiarkan. Harus ada cara agar mewujudkan kemandirian energi, dan salah satunya dengan menunjukkan komitmen Indonesia kepada dunia melalui penggunaan mobil listrik selama KTT G20.

Menurut Jokowi, Presidensi G20 jadi kesempatan untuk membuktikan komitmen dalam pengurangan CO2 sekaligus menjadi showcase bila Indonesia bisa menjadi negara terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik

"Mulai dari hulu di industri baterai dan komponen lainnya, sampai di hilir pada penyiapan SPKLU dan home charging. Kita tunjukkan pada dunia bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tengah tumbuh dan berkembang cepat," ucap Jokowi.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, PLN siap mendukung konversi kendaraan konvensional menjadi listrik. Pelaksanaan modifikasi tersebut dianggap bisa menekan subsidi BBM pada APBN, menghemat devisa, juga menciptakan kemandirian energi nasional.

Baca juga: Ratusan Unit Mobil Listrik Toyota bZ4X, Jadi Kendaraan Delegasi G20

Darmawan mengatakan, program konversi merupakan bagian dari upaya transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission pada 2060. Berdasarkan perhitungan PLN, penerapan kebijakan tersebut berpotensi mengamankan devisa negara sebesar Rp 2.044 triliun di tahun yang sama.

Presiden Joko Widodo (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) mendapatkan penjelasan dari Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). Presiden Jokowi meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Presiden Joko Widodo (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) mendapatkan penjelasan dari Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (tengah) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). Presiden Jokowi meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

"Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal (impor), sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya. Kami tekankan ekosistem kendaraan listrik bukan sekadar bisnis, tapi yang terpenting konversi ini akan menekan emisi karbon yang memberikan harapan ruang hidup lebih bersih untuk anak cucu kita," kata Darmawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau