Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Mobil DFSK Tak Kuat Menanjak

Kompas.com - 27/03/2022, 20:48 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara pada kondisi jalan menanjak kerap menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, kontur jalan yang dilalui cukup beragam, mulai tanjakan terjal, turunan curam, licin serta padan kendaraan alias macet.

Seperti contoh video yang diunggah oleh akun Tiktok bernama @Dhearaputri. Dalam tayangan tersebut terlihat mobil DFSK Glory 580 terlihat kesulitan melewati jalan yang menanjak.

Mobil berkelir hitam itu terlihat dibantu oleh sejumlah orang untuk melewati tanjakan Geopark Ciletuh Jawa Barat.

Pada akhir tayangan, mobil itu pun terlihat berhasil melewati tanjakan setelah dibantu oleh sejumlah orang.

Sebelumnya, pada Desember 2020, tujuh pemilik DFSK Glory 580 Turbo CVT sempat melayangkan gugat terhadap PT Sokonindo Automobile.

Gugatan tersebut diberikan lantaran sport utility vehicle (SUV) tak kuat menanjak serta kendala teknis ketika berkerja di kondisi stop and go, baik saat digunakan di dalam kota atau luar kota.

Terkait kejadian ini tim redaksi sudah menghubungi Ahmad Rofiqi, PR & Media Manager PT Sokonindo Automobile. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban.

Baca juga: Cek Spesifikasi DFSK Glory 580 yang Digugat Hampir Rp 9 Miliar

Terlepas dari masalah tersebut, penting bagi pengemudi untuk mengetahui langkah-langkah tepat dalam menaklukan tanjakan terjal. Jika tidak, maka potensi terjadi hal yang tak diinginkan bisa muncul seperti mobil tak kuat menanjak hingga kecelakaan.

Menurut Jusri Pulubuhu, Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), secara umum ada tiga aspek penyebab mobil gagal menanjak yakni faktor manusia, permukaan jalan dan macet, serta kondisi kendaraan itu sendiri.

@dheraputri #tanjakangeoparkciletuhjawabarat ? suara asli - Dhera putri

Lebih jauh, faktor manusia meliputi perilaku pengemudi atau gaya berkendara, tidak terbiasa dan panik, serta muatan kendaraan berlebihan. Lalu, terjadi selip kopling atau panas, kondisi ban tak optimal, dan perawatan berkala.

“Salah satu teknik yang bisa diambil pengemudi ialah mematikan traction control agar meredam gejala wheel spin (selip). Terkhusus, jika jalanan licin dan curam,” kata Jusri.

Sebab, pada kendaraan tersebut cenderung pengemudi refleks menginjak gas dengan dalam sehingga sistem menganggap adanya lonjakkan akselerasi kendaraan tiba-tiba.

“Ketika kondisi fitur traction control aktif, ketika terjadi seperti itu maka ban selip membuat momentum untuk melaju di tanjakan hilang. Akibatnya, bukan mobil maju malah semakin mundur ke belakang,” ucapnya.

Baca juga: Polisi Sebut Ambulans Kosong Tetap Dapat Prioritas di Jalan Raya

Jusri membenarkan saat melewati tanjakan fitur traction control disarankan untuk dimatikan agar memberi penyaluran tenaga yang maksimal agar mobil tidak kesulitan melaju.

“Tapi harus didukung dengan injakan pedal gas (akselerasi) yang mengatur ritme putaran mesin terjaga tidak terlalu tinggi supaya mobil tetap bisa menanjak tanpa selip,” katanya.

Ketika sudah melewati jalanan dimaksud, jangan lupa untuk kembali mengaktifkan fitur traction control agar menambah keamanan dan kenyamanan berkendara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau