JAKARTA, KOMPAS.com - Terbukanya pasar ekspor kendaraan bermotor buatan Indonesia ke Australia diharapkan dapat menjadi angin segar untuk industri otomotif nasional pada masa mendatang, khususnya Mazda.
Sebab, meski sudah tidak memiliki pabrik kendaraaan lagi sejak 2017, pertumbuhan penjualan mobil di Australia terus meningkat hingga 1,1 juta unit tiap tahun.
Dari merek Mazda sendiri, secara tahunan rata-rata penjualannya bisa tembus angka 120.000 unit atau 10.000 unit per bulan. Ceruk pasar yang sangatlah besar ini begitu sayang bila tak dimanfaatkan.
Demikian dikatakan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: 2025, Pemerintah Targetkan Ekspor Mobil Capai 1 Juta Unit
"Dan kita ingin Mazda juga bisa diekspor dari Indonesia," ucap Nangoi.
Tetapi Nangoi tidak merinci lebih jauh mengenai rencana komitmen terkini Mazda untuk Indonesia. Pasalnya, selama beroperasi di Indonesia bertahan dengan status importir.
Hanya saja, pihak Gaikindo senantiasa terus memberikan gambaran potensi pasar yang ada.
Salah satu gambaran dimaksud ialah terkait rasio kepemilikan mobil yang masih rendah di pasar domestik dan kemungkinan ekspor agar perseroan bisa memperluas jangkauan bisnisnya.
Adapun langkah penetrasi ke pasar Australia sendiri, sebagai salah satu upaya untuk mencapai target ekspor yang diberikan pemerintah sebesar 1 juta unit pada 2025 mendatang.
Baca juga: Menperin Akui Alot Negosiasi dengan Mazda untuk Investasi di Indonesia
Alotnya Prinsipal Mazda
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmitha menyebutkan bahwa Mazda merupakan salah satu pabrikan otomotif yang cukup alot untuk dirayu supaya bisa melakukan kegiatan produksi di Indonesia.
Sebab, Mazda Motor Corporation selaku prinsipal memiliki pandangan pengembangan bisnis-nya tersendiri di pasar global.
Hal ini dikatakan Agus setelah melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada 11 Maret 2021 lalu untuk menemui beberapa prinsipal otomotif seperti Toyota, Suzuki, Mitsubishi, Honda, sampai Mazda.
"Terus terang, pertemuan dengan Mazda salah satu yang diskusinya cukup alot dan ketat. Ini juga diakui Pak Dubes," katanya, didampingi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.
"Mereka akan segera mempertimbangkan dan melakukan perhitungan terhadap kebutuhan investasi di Indonesia. Mudah-mudahan saat kami kembali ke Jepang, kita bisa dengar keputusannya," lanjut Agus.
Mazda sempat beroperasi di Indonesia lewat perwakilan langsung prinsipal dari Jepang, yaitu lewat PT Mazda Motors Indonesia (MMI). Namun, MMI kemudian tutup pada Februari 2017.
Bisnis kemudian dilanjutkan estafet pada PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) menjadi pengendali bisnis Mazda di Indonesia, perusahaan lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.