JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah lane hoger mungkin masih kurang familiar bagi beberapa pengemudi. Padahal perilaku ini sering ditemui di jalan tol.
Bagi yang belum tahu, lane hogger merupakan kondisi di mana pengemudi berjalan statis di lajur kanan, padahal di depannya kosong.
Perlu dipahami, bahwa lajur kanan hanya digunakan untuk mendahului kendaraan lagi. Namun setelah melewati mobil lain, disarankan untuk segera kembali ke lajur tengah atau kiri jalan tol.
Pemerhati masalah transportasi Budiyanto mengatakan, setiap pengendara di jalan memiliki karakter yang beragam atau berbeda.
Baca juga: Pahami Bahaya Jadi Lane Hogger di Lajur Kanan Jalan Tol
Menurut mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya itu, pengguna jalan yang sabar dan mampu mengendalikan diri saat melihat perilaku lane hogger akan mengalah demi keselamatan bersama.
Namun, apabila dihadapkan pada pengguna jalan yang tempramental atau mudah emosi, melihat kondisi seperti itu tidak akan sabar dan pasti berusaha mendahului lewat lajur kiri.
“Pengemudi yang mendahului dari lajur kiri itu bisa saja langsung potong kanan. Hal ini tentu cukup membahayakan untuk keselamatan diri sendiri dan kendaraan yang dilewati atau kendaraan yg disalip,” ucap Budiyanto kepada Kompas.com, Rabu (2/3/2022).
Selain itu, pengemudi dalam kondisi lane hogger dapat menimbulkan perilaku yang kontraproduktif, mendorong, menciptakan serta memancing terjadinya pelanggaran lalu lintas yang baru. Ini merupakan efek domino yang mungkin akan terjadi dan tentunya membahayakan keselamatan lalu lintas.
Budiyanto menyarankan perlu adanya perencanaan yang matang dengan tahapan pelaksanaan yang terjadwal untuk menertibkan para pelaku lane hogger. Diawali sosialisasi yang masif dengan menekankan pada bahayanya mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tol dalam kondisi statis di lajur kanan alias lane hogger.
“Sudah saatnya kita tertibkan. Hanya mungkin dalam teknis penindakan harus memperhatikan aspek keamanan juga karena jalan tol dibangun untuk lalu lintas dengan kecepatan tinggi. Teknisnya bisa diberhentikan di rest area atau lokasi yang betul-betul aman atau dengan menerapkan sistem penegakan hukum ETLE," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.