"Bisa diakibatkan kebosanan, kejenuhan, rutinitas," kata Jusri saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/1/2022).
Jusri menjelaskan, orang yang terkena microsleep bisa saja bugar secara fisik. Namun keadaan yang monoton dan membosankan inilah yang menjadi pemicu microsleep.
Namun, Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan bahwa keadaan fisik yang kurang baik juga bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya micro sleep.
"Micro sleep bisa terjadi karena faktor fisik dan psikis. Fisik yang lelah, kurang enak badan dan di bawah pengaruh obat dapat menyebabkan microsleep," ujar Marcell pada Kompas.com, Senin (3/1/2022).
Keadaan psikis pengemudi yang buruk, misalnya stres, juga dapat memicu hal ini.
Marcell menekankan, bahwa pada akhirnya untuk mengatasi microsleep, pengemudi perlu tidur. "Segala usaha untuk menahan ngantuk, tidak ada yang efektif," katanya.
Baca juga: Road Trip saat Libur Nataru, Lakukan Ini untuk Mencegah Microsleep
Untuk mengantisipasi terjadinya microsleep, Sony mengatakan bahwa pengemudi perlu istirahat di sela-sela perjalanan.
"Banyak pengemudi yang melakukan istirahatnya sudah bener, duduk ngobrol minum kopi gitu ya. Tapi waktu kita beristirahat itu, saraf, otak dan otot harus dirangsang, di-refresh," jelasnya.
Senada dengan Sony, Jusri mengatakan bahwa perlu ada stimulus-stimulus agar otak tetap bekerja dengan optimal.
"Istirahat pertama itu cukup dengan stretching, gerakan badan, 15 menit. Kemudian mereka harus melakukan power nap, 15 hingga 30 menit. Ini akan memberikan kebugaran pada pengemudi," jelas Jusri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.