Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Microsleep, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 03/01/2022, 19:21 WIB
Serafina Ophelia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara jarak jauh dapat memicu kejenuhan dan keletihan pengemudi, khususnya bila jalan yang dilewati stagnan atau statis seperti jalan tol.

Serupa dengan mengantuk, namun jika sudah sampai di tahap microsleep, kesadaran seseorang benar-benar turun dan tertidur selama beberapa detik. Biasanya, hal ini terjadi tanpa disadari.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan bahwa kondisi microsleep ini tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.

Baca juga: Catat, Mengemudi di Jalan Tol Paling Rentan Terkena Microsleep

"Ada fase-fasenya. Yang pertama, biasanya di tiga jam atau empat jam pertama dia (pengemudi) udah mulai letih. Di jam ketiga itu mulai super letih, ngantuk berat. Nah, di fase itulah biasanya si pengemudi terkena microsleep," kata Sony kepada Kompas.com, Senin (3/1/2022).

Ia melanjutkan, kondisi-kondisi seperti duduk diam dalam waktu yang lama bisa memperparah dan mempercepat microsleep. "Jadi, otak itu sebenarnya udah shut down, udah stuck," ujarnya.

Menurut Sony, ada hal yang membedakan antara perasaan mengantuk dengan microsleep. Saat mengantuk, pengemudi akan merasakan reaksi mereka melambat.

"Kalau ngantuk, yang tidur adalah matanya. Tapi kalau microsleep, yang tidur itu otaknya," kata Sony.

Seringkali, lanjut Sony, pengemudi yang mulai mengantuk menambah kecepatan kendaraan untuk menambah adrenalin. Namun, hal ini justru berbahaya.

"Begitu adrenalin naik, kecepatan di 140 km/jam kemudian terkena microsleep, di kecepatan itulah fatalitynya," ucap dia.

Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.monstArrr_/Unsplash Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC) Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa pemicu microsleep bermaca-macam.

"Bisa diakibatkan kebosanan, kejenuhan, rutinitas," kata Jusri saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/1/2022).

Jusri menjelaskan, orang yang terkena microsleep bisa saja bugar secara fisik. Namun keadaan yang monoton dan membosankan inilah yang menjadi pemicu microsleep.

Namun, Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan bahwa keadaan fisik yang kurang baik juga bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya micro sleep.

"Micro sleep bisa terjadi karena faktor fisik dan psikis. Fisik yang lelah, kurang enak badan dan di bawah pengaruh obat dapat menyebabkan microsleep," ujar Marcell pada Kompas.com, Senin (3/1/2022).

Keadaan psikis pengemudi yang buruk, misalnya stres, juga dapat memicu hal ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau