JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita masih optimis dapat mencapai target produksi mobil listrik sebanyak 600.000 unit di Tanah Air pada 2025 mendatang.
Hal tersebut, sejalan dengan komitmen dari berbagai produsen otomotif di Indonesia yang akan memulai aktivitas produksi dan penasaran kendaraan terkait mulai tahun depan.
Beberapa di antaranya, Hyundai dan Wuling dengan kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) atau mobil listrik murni, serta Toyota Indonesia melalui hybrid electric vehicle (HEV).
Baca juga: Kemenhub Siap Hadirkan Alat Pengujian Kendaraan Listrik
"Sejauh ini, target mengenai kendaraan listrik yang tertuang di dalam peta jalan Kementerian Perindustrian masih belum ada perubahan, masih on," katanya dalam konverensi pers, Rabu (29/12/2021).
"Pada 2025, kita akan memproduksi 600.000 unit electric car dari berbagai pabrikan. Lalu di 2030, kita menargetkan menjadi hub ekspor pada sektor terkait," lanjut Agus.
Sehingga, Indonesia bisa lebih cepat menuju program elektrifikasi dan bisa menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton dalam periode terkait.
Hanya saja, diakui permintaan dan penerimaan pasar terhadap kendaraan listrik masih menjadi tantangan tersendiri. Sebab, harganya yang masih cukup tinggi dan terbatasnya ketersediaan fasilitas pendukung.
Demikian dikatakan oleh Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier dalam kesempatan terpisah.
Baca juga: Garasi Disambangi Pencuri, Pebalap MotoGP Ini Minta Bantuan Netizen
"Belum lagi bila berbicara resale value, yang mana masyarakat Indoensia masih turut memperhatikan faktor tersebut. Sehingga harus benar-benar dikulik sampai dalam supaya menumbuhkan keyakinan pasar," kata dia.
Ia berharap, dengan beroperasinya pabrik baterai untuk kendaraan listrik di dalam negeri melalui PT HKML Battery Indonesia di Karawang, Jawa Barat, mampu menekan harga jual mobil listrik.
Kemudian, pihak leasing atau perusahaan pembiayaan juga bisa secara jernih untuk menaksir penurunan harga jual kembali atas mobil berjenis tersebut. Sehingga dalam jangka panjang, ekosistem dapat tercipta.
"Jangan berbicara seperti kasus telur dan ayam (lebih mana duluan), tetapi harus bersama-sama. Tidak bisa sendiri-sendiri," kata Taufiek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.