Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Mengisi BBM yang Dapat Merusak Mesin Kendaraan

Kompas.com - 14/12/2021, 11:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gonta-ganti bahan bakar minyak (BBM) untuk motor atau mobil dianggap hal yang lumrah oleh sebagian pemilik kendaraan. Padahal, kebiasaan tersebut membawa dampak pada mesin.

Bensin dengan nilai oktan (RON) yang lebih tinggi dibanderol lebih mahal dibandingkan dengan yang nilai oktannya rendah.

Sehingga, banyak yang memilih bensin dengan oktan rendah di saat seseorang tidak memiliki banyak uang. Tapi, di saat banyak uang, kendaraan diisi dengan bensin beroktan tinggi.

Baca juga: Tangki Bensin Motor Bebek dan Skutik Juga Perlu Dikuras

"Kendaraan yang tidak mengikuti anjuran pabrikan untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan tertentu akan menimbulkan banyak akibat pada mesin," ujar Didi Ahadi, Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi spbu Pertamina (dok. Pertamina) Ilustrasi spbu Pertamina

Didi menambahkan, adanya penimbunan kerak karbon di ruang bakar, karena tidak terbakar dengan sempurna. Sehingga, dapat mengakibatkan mesin mengelitik.

"Tenaga yang dihasilkan mesin juga dapat berkurang, karena banyak endapan karbon di ruang bakar. Selain itu, bisa juga membuat injector menjadi tersumbat dan masalah-masalah lainnya," kata Didi.

Baca juga: Benarkah Mobil Mesin Diesel Lebih Irit Dibandingkan Bensin?

Penumpukan kerak pada ruang bakar atau klep disebabkan oleh bensin yang gagal terbakar karena nilak oktannya yang terlalu rendah.

Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) beberqapa waktu lalu.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) beberqapa waktu lalu.

Tentunya, hal tersebut akan berpengaruh pada usia pakai komponen mesin dan juga performa mesin secara keseluruhan. Sementara jika menggunakan bahan bakar yang tepat, mesin jadi lebih awet dan tarikannya lebih baik.

Untuk mengetahui rasio kompresi mesin kendaraan, bisa dilihat dari data spesifikasi yang disediakan oleh masing-masing produsen. Data tersebut umumnya dapat dilihat pada situs resmi pabrikan atau pada brosur kendaraan tersebut.

Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell V-Power ke mobil BMW 520i Luxury saat acara ''flag-off'' dari BMW Driving Experience di SPBU Shell, Jalan Gatot Subroto, Menteng Dalam, Jakarta, Senin (12/3/2018). Program BMW Driving Experience merupakan kegiatan untuk menempuh lima kota besar sejauh 900 kilometer dengan mengendarai BMW Seri 5, salah satunya BMW 520i Luxury yang memiliki mesin 4-silinder BMW TwinPower Turbo serta memakai bahan bakar berkualitas.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Shell V-Power ke mobil BMW 520i Luxury saat acara ''flag-off'' dari BMW Driving Experience di SPBU Shell, Jalan Gatot Subroto, Menteng Dalam, Jakarta, Senin (12/3/2018). Program BMW Driving Experience merupakan kegiatan untuk menempuh lima kota besar sejauh 900 kilometer dengan mengendarai BMW Seri 5, salah satunya BMW 520i Luxury yang memiliki mesin 4-silinder BMW TwinPower Turbo serta memakai bahan bakar berkualitas.

"Semakin rendah nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar, dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi dan akan berakibat bensin lebih sulit menguap atau penguapan rendah," ujar Didi.

Berikut nilai oktan (RON) yang ideal untuk tiap rasio kompresi mesin:
RON 88 - 7-9 : 1
RON 90 - 9-10 : 1
RON 92 - 10-11 : 1
RON 95 - 11-12 : 1

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau