KOMPAS.com –Sejak industri 4.0 digaungkan oleh Klaus Schwab di World Economic Forum 2016, Davos, Swiss, Januari 2016, hampir seluruh sektor industri melakukan perubahan besar secara perlahan. Para pelaku industri mengaplikasikan teknologi pada kegiatan produksinya.
Salah satu adaptasi yang dilakukan adalah penggunaan mesin yang telah diotomatisasi menggunakan artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT). Mesin ini dapat mengefisienkan sejumlah pekerjaan yang tadinya membutuhkan sumber daya manusia (SDM) dan waktu banyak.
Keterlibatan robot dalam sistem produksi dinilai dapat membantu mengotomatisasi lini produksi suatu perusahaan. Robot juga dapat bergerak dengan cepat dan konsisten. Terlebih, mesin ini juga tidak terbatasi oleh jam kerja selayaknya SDM sehingga bisa bekerja di luar jam kerja.
Baca juga: Komitmen Hyundai dalam Mendukung Ekosistem Mobil Listrik di Indonesia
Dengan kelebihan-kelebihan itu, pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Bahkan, seperti melansir laman roboticsandautomationnews.com, Kamis (22/4/2021), robot yang dibekali teknologi AI diprediksi dapat meningkatkan produktivitas hingga 40 persen pada 2035.
Meski bisa menggantikan SDM, Federasi Robotika Internasional percaya bahwa kehadiran robot bukan merupakan ancaman bagi pekerja yang terlibat langsung dalam sektor produksi, bahkan sebaliknya.
Pasalnya, kebanyakan robot dirancang untuk melakukan tugas yang berulang. Dengan begitu, pekerja dapat fokus pada tugas yang lebih intensif sehingga hasil produksi bisa ditingkatkan tanpa biaya tenaga kerja tambahan.
Dengan segala manfaat dan kelebihan yang ditawarkan, tak heran saat ini banyak pelaku industri mulai mengembangkan dan menggunakan robot untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitasnya.
Baca juga: Bluelink Technology, Jawaban Hyundai untuk Berikan Pengalaman Berkendara secara Aman dan Pintar
Hal tersebut juga dilakukan oleh perusahaan asal Korea Selatan, Hyundai. Setelah 70 tahun berdiri, Hyundai kini tak sekadar menjadi perusahaan otomotif semata.
Lebih dari itu, perusahaan yang didirikan Chung Ju-yung telah bertransformasi menjadi perusahaan smart mobility solution.
Salah satu inovasi terbaru yang mereka coba tawarkan kepada dunia adalah robot pintar berkaki empat bernama Spot.
Baca juga: Mengenal Sosok Pendiri Hyundai dan Semangatnya dalam Membangun Core Value Perusahaan
Adapun robot pintar Spot merupakan hasil kerja sama Hyundai Motor Group dengan perusahaan rintisan (startup) Boston Dynamics.
Selain pengembangan Spot, Hyundai dan Boston Dynamics juga berkomitmen untuk menciptakan rantai nilai robotika, mulai dari pembuatan komponen robot hingga solusi logistik pintar.
Inovasi robot pintar Spot sendiri merupakan bagian dari perwujudan visi besar Hyundai, yakni Progress for Humanity.
Hyundai melihat bahwa robot memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup di berbagai level, seperti di dunia kerja dan rumah. Sebab, robot dapat menghadirkan dukungan lebih bagi masyarakat luas.
Keberadaan Spot menjadi penanda transformasi strategis Hyundai Motor Group sebagai “Smart Mobility Solution Provider” dalam rangka menghadirkan pengalaman terbaik pelanggan ke tingkat selanjutnya.
Bagi Hyundai, masa depan merupakan era manusia dan robot dapat hidup secara berdampingan. Era ini diprediksi datang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Baca juga: Bahas Platform Hyundai Ioniq 5 yang Mejeng di IEMS 2021
Oleh karena itu, Hyundai berusaha sebaik mungkin untuk bisa menjadi lifetime partner bagi banyak orang dengan menciptakan Spot bersama Boston Dynamic. Robot ini diharapkan dapat menjadi asisten dan pendamping cerdas bagi masyarakat.
Untuk diketahui, Spot memiliki dua varian, yakni Spot Explorer dan Spot Enterprise. Spot Explorer merupakan robot tahap awal yang ditujukan untuk perkenalan. Sementara, Spot Enterprise adalah robot tahap lanjutan yang bisa melakukan berbagai gerakan unik.
Kedua robot tersebut memiliki ketahanan baterai hingga dua jam. Adapun pada varian Spot Enterprise, Hyundai melengkapinya dengan dok khusus pengisian baterai mandiri.
Sejauh ini, sejumlah perusahaan multinasional telah bekerja sama dengan Boston Dynamics dan Hyundai dalam memanfaatkan robot Spot. Sebut saja PL, Brasfield and Gorrie, Woodside, Strabag, AkerBP, National Grid, dan Pomerleau.
Semua perusahaan tersebut bergerak di bidang konstruksi. Mereka menggunakan Spot untuk menyelesaikan pekerjaan yang dinilai berbahaya dilakukan oleh manusia.
Hal tersebut berkat kemampuan Spot dalam menghindari rintangan dan melewati permukaan kasar serta bergerak lincah. Keunggulan ini dinilai jauh lebih baik daripada memakai alat bantu yang menggunakan roda.
Tak hanya itu, keempat kaki Spot juga cukup kokoh untuk menopang beban maksimal dari barang bawaan atau kargo seberat 13,6 kilogram (kg).
Kemudian, Spot juga terbilang fleksibel karena dapat dikendalikan dari jauh melalui sebuah tablet. Selain itu, robot ini juga bisa bergerak secara otonom.
Spot Enterprise dapat bergerak menjalankan misi otonom kompleks dengan jangkauan tak terbatas. Sementara, Spot Explore hanya dapat menjalankan misi otonom sederhana dengan jangkauan 1.000 meter.
Dari segi visi, Spot mampu mendokumentasikan seluruh ruangan dalam kondisi utuh secara bersamaan. Ini lantaran Hyundai menyematkan lima kamera berteknologi AI yang bisa menangkap visual 360 derajat pada robot tersebut. Kamera itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi wajah seseorang.
Demi menunjang keselamatan kerja, Spot dilengkapi dengan sensor untuk mengukur tingkat radiasi. Sensor ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi beberapa hal penting lainnya, seperti kebocoran gas dan inspeksi termal.
Berkat sensor itu, Spot bisa menggantikan peran manusia dalam misi berbahaya, seperti mengecek pipa gas di pertambangan yang berisiko.
Bukan itu saja, Spot juga dilengkapi dengan kamera termal dan lidar 3D dari teknologi Hyundai. Dua fitur itu mampu mengidentifikasi personel di dekat mesin dengan suhu tinggi.
Kedua fitur itu juga dapat mencegah potensi kebakaran. Bahkan, jika terjadi insiden atau keadaan darurat, Spot dapat menyalakan alarm sebagai penanda terjadinya bahaya.
Kepala Lab Robotika Grup Motor Hyundai Dong Jin-hyun mengatakan, kehadiran Spot diharapkan dapat membantu mendeteksi risiko dan mengamankan keselamatan orang di lokasi industri.
“Kami akan terus menciptakan layanan cerdas yang mendeteksi bahaya di lokasi industri dan membantu mendukung lingkungan kerja yang aman melalui kolaborasi berkelanjutan dengan Boston Dynamics,” jelas Jin-hyun seperti dikutip dari laman resmi Hyundai, Jumat (17/9/2021).
Sebagai inovasi terbaru, robot pintar Spot pun turut dihadirkan di Indonesia oleh Hyundai Motors Indonesia (HMID). Spot diharapkan dapat mendorong mobilitas masa depan di Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan visi HMID di Indonesia, yakni Driving Meaningful Innovation.
Baca juga: Hyundai dan Visi untuk Wujudkan Dunia Tanpa Emisi
President Director of HMID Sung Jong-ha mengatakan, Hyundai tidak pernah berhenti berinovasi dan akan terus berusaha untuk mencapai solusi mobilitas ke tingkat selanjutnya.
“Kehadiran Spot di Indonesia akan menekankan kepiawaian Hyundai secara global. Tidak hanya terbatas pada menghadirkan mobil-mobil berkualitas, tapi juga berfokus dan tanpa henti menghadirkan beragam inovasi,” ujar Jong-ha seperti dikutip dari laman resmi Hyundai, Kamis (2/9/2021).
Robot pintar tersebut resmi menyapa masyarakat Indonesia lewat aksi cerdas pada pameran Hyundai diadakan di beberapa mal di Indonesia dan Hyundai City Store.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai Spot dan Hyundai, silakan kunjungi situs web di tautan berikut.
Agar tak ketinggalan informasi terbaru mengenai Hyundai, silakan ikuti akun media sosial resmi Hyundai, seperti di kanal Youtube Hyundai Motors Indonesia, Instagram @hyundaimotorindonesia, Facebook Hyundai Motors Indonesia, dan Twitter @hyundaimotorid.
Artikel ini merupakan bagian kelima dari seri tentang perjalanan Hyundai dan semangat Driving Meaningful Innovation yang dikobarkan di Indonesia hasil kerja sama KG Media dan HMID.