BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Hyundai

Komitmen Hyundai dalam Mendukung Ekosistem Mobil Listrik di Indonesia

Kompas.com - 19/11/2021, 13:22 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pada 2016, Indonesia secara resmi meratifikasi undang-undang (UU) untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai Kesepakatan Paris (Paris Agreement) 2015.

Lewat Undang-Undang (UU) No 16 Tahun 2016, pemerintah menetapkan target penurunan emisi GRK sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan kerja sama internasional pada 2030.

Guna mencapai target tersebut, pemerintah sudah menyiapkan peta jalan. Salah satunya adalah percepatan pengaplikasian ekosistem kendaraan listrik. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2019.

Pemerintah sendiri sudah menargetkan produksi kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dalam negeri mencapai 600.000 unit untuk mobil dan 2,45 juta unit kendaraan roda dua pada 2030.

"Produksi kendaraan listrik diharapkan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

Untuk stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), pemerintah menargetkan bisa membangun 25.000 unit pada 2030. Hingga September 2021, total SPKLU di Indonesia mencapai 187 unit.

Tak ketinggalan, sejumlah insentif fiskal dan nonfiskal juga sudah disiapkan. Pemerintah memberikan nol persen Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) untuk BEV.

Bank Indonesia (BI) juga memberi lampu hijau dengan pemberian uang muka (down payment/DP) sebesar 0 persen dan suku bunga rendah untuk kepemilikan BEV.

Pemerintah pun turut mendorong investor dan perusahaan global untuk membangun pabrik baterai di Indonesia. Hal ini dilakukan guna membuat harga mobil listrik semakin terjangkau.

Dukungan Hyundai

Upaya pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik mendapat dukungan dari banyak pihak. Salah satunya, perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company.

Dukungan tersebut sesuai dengan visi global Hyundai, yakni “Progress for Humanity”. Hyundai ingin memberikan kebaikan bagi kemanusiaan lewat ragam inovasi teknologi mobilitas ramah lingkungan. Dengan demikian, masa depan yang lebih berkelanjutan bisa tercipta.

Melalui PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), perusahaan otomotif tersebut menyiapkan sejumlah dukungan, yakni menghadirkan line up BEV, menyediakan SPKLU, membangun pabrik mobil, dan pabrik baterai mobil listrik di indonesia.

Rancangan kendaraan listrik Hyundai IONIQDok. Hyundai Rancangan kendaraan listrik Hyundai IONIQ

Untuk kendaraan listrik, HMID menghadirkan dua mobil listrik andalannya, yakni KONA Electric dan IONIQ Electric untuk pasar Indonesia pada akhir 2020.

Presiden Direktur PT HMID Sung Jong-ha mengatakan, kehadiran KONA Electric dan IONIQ Electric dari Hyundai bertujuan untuk memberikan makna lebih bagi masyarakat. Hal ini sesuai semangat yang dibawa HMID, yakni Driving Meaningful Innovation.

“Hyundai selalu berusaha untuk menciptakan inovasi mobilitas masa depan. Kami selalu fokus mewujudkan perubahan sesuai visi kami, yakni Progress for Humanity. Kami berkomitmen untuk memulai ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat, dan menjadi game changer dalam teknologi mobilitas ramah lingkungan,” jelas Jong-ha seperti dikutip dari laman resmi Hyundai, Jumat (6/11/2020).

Adapun Hyundai merancang IONIQ Electric dengan pendekatan futuristik dan ergonomis. Kendaraan tersebut dilengkapi dengan teknologi mutakhir agar pengalaman berkendara menjadi menyenangkan, aman, dan nyaman.

Pada mesin atau powertrain, Hyundai melengkapi IONIQ Electric dengan motor listrik bermagnet permanen dan efisien. Baterai lithium ion berkapasitas 38,3 kilowatt-jam (kWh) juga disematkan. Baterai ini dapat terisi dari kosong hingga 80 persen dalam 54 menit di SPKLU 100 kW.

Dengan spesifikasi tersebut, powertrain IONIQ Electric bisa menyemburkan tenaga hingga 100 kilowatt (kW) atau 136 Pferdestarke (PS) dengan torsi mencapai 295 Nm yang didistribusikan ke roda depan. IONIQ Electric pun mampu berakselerasi 0- 100 kilometer (km) dalam waktu 9,9 detik.

Dari segi efisiensi daya, berdasarkan pengukuran New European Driving Cycle 1 (NEDC1), mobil listrik tersebut hanya perlu satu kali pengisian daya penuh untuk dapat menempuh jarak 372 kilometer (km). Sementara, berdasarkan pengukuran World Harmonised Light Vehicle Test Procedure (WLTP2), IONIQ Electric dapat menempuh jarak 311 km dengan sekali pengisian daya penuh.

Sementara untuk KONA Electric, Hyundai menyematkan motor listrik sinkron bermagnet permanen dengan efisiensi tinggi. Sumber energi powertrain ini disuplai oleh baterai lithium ion 39,2 kWh.

Tenaga yang dihasilkan KONA Electric mencapai 100 kW atau 136 PS dengan torsi hingga 395 Nm yang didistribusikan ke roda depan.

KONA Electric mampu menempuh jarak sekitar 345 km berdasarkan NEDC3 dan 289 km berdasarkan WLTP4 dalam sekali pengisian daya penuh.

Pihak HMID berharap, kehadiran IONIC Electric dan KONA Electric mampu membuat Hyundai menjadi pelopor dan penanda era mobil elektrik di Indonesia.

Bangun infrastruktur pendukung

Kemudian, untuk SPKLU, HMID sudah menyiapkan lebih dari 100 stasiun charging mobil. Jumlah tersebut di luar SPKLU yang memang disediakan oleh HMID di tiap dealer resmi.

“Kami sekarang sudah punya 53 outlet. Tiap outlet punya charging station. Namun di luar itu, kami tambahkan lagi dari Banten sampai Bali. (SPKLU) itu kami letakkan di mal, restoran, kafe, hotel, dan rest area,” tutur Chief Operating Officer HMID Makmur, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (11/10/2021).

Dari segi teknologi, SPKLU yang disediakan HMID menggunakan dua tipe gun atau soket, yakni CSS dan Chademo. Soket ini mirip SPKLU yang ada di Amerika Serikat, China, dan Korea Selatan.

Kemudian, SPKLU di dealer Hyundai menggunakan teknologi pengisian AC. Sementara, di sejumlah rest area di Tol Trans-Jawa, HMID menyediakan SPKLU dengan teknologi pengisian DC. Teknologi ini mampu mengisi ulang baterai hingga penuh dalam waktu 50 menit.

Dukungan berikutnya adalah pembangunan pabrik mobil di kota Deltamas, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Pabrik tersebut dibangun pada 2020 dan direncanakan akan memulai proses produksi pada akhir 2021.

Fasilitas ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari komitmen Hyundai untuk mengembangkan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

Tak sampai di situ, dukungan selanjutnya dari Hyundai adalah pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat. Terkait hal ini, Hyundai Motor Company bekerja sama dengan LG Energy.

Pembangunan pabrik di atas lahan seluas 330.000 meter persegi tersebut dimulai pada Rabu (15/9/2021) melalui upacara groundbreaking yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pembangunan pabrik dengan nilai investasi 1,1 miliar dollar Amerika Serikat (AS) ini ditargetkan selesai pada semester 1 2023 dan dioperasikan pada 2024.

Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan pabrik baterai diharapkan dapat membuat Indonesia bisa keluar dari jebakan negara pengekspor bahan baku. Terutama, dalam proses transformasi era elektrifikasi kendaraan bermotor.

Fasilitas yang dibangun Hyundai dan LG tersebut ditargetkan dapat memproduksi 10 gigawatt-jam (gWh) sel baterai lithium-ion dengan bahan katoda, seperti nikel, kobalt, mangan, dan aluminium (NCMA).

Kendaraan listrik dari HyundaiDok. Hyundai Kendaraan listrik dari Hyundai

Kapasitas produksi fasilitas tersebut akan ditingkatkan hingga 30 GWh agar dapat memenuhi pertumbuhan permintaan BEV di masa yang akan datang.

Adapun sel baterai yang diproduksi di Karawang tersebut akan diaplikasikan pada kendaraan listrik milik Hyundai Motor dan Kia dengan platform khusus BEV, yaitu Electric-Global Modular Platform (E-GMP).

Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung mengatakan, Hyundai selalu fokus mengembangkan inovasi dan teknologi agar dapat menjadi pemimpin global di pasar kendaraan listrik.

Keberadaan pabrik baterai di Karawang, kata Chung, merupakan bagian dari upaya tersebut. Lewat pabrik ini, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia akan sukses terbangun seiring dengan pengembangan dari berbagai industri terkait.

“Kami berharap Indonesia dapat memainkan peran penting di pasar kendaraan listrik di Asia tenggara,” ujar Chung seperti dikutip dari laman resmi Hyundai, Rabu.

Untuk yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai slogan Driving Meaningful Innovation, silakan kunjungi tautan berikut.

Bagi yang tertarik mencari informasi seputar Hyundai, silakan kunjungi situs web di laman ini.

Agar tak ketinggalan informasi terbaru mengenai Hyundai, jangan lupa juga untuk mengikuti akun media sosial mereka, seperti di kanal Youtube Hyundai Motors Indonesia, Instagram @hyundaimotorindonesia, Facebook Hyundai Motors Indonesia, dan Twitter @hyundaimotorid.


Artikel ini merupakan bagian dari seri tentang perjalanan Hyundai dan semangat Driving Meaningful Innovation yang dikobarkan di Indonesia hasil kerja sama KG Media dan HMID.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau