Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Angkutan Umum di Jabodetabek Belum Terintegrasi

Kompas.com - 23/11/2021, 16:21 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perjalanan komuter di Jabodetabek diprediksi akan terus meningkat. Sebab, pusat kegiatan dan perekonomian mayoritas masih berada di Jakarta. Sementara masyarakat memiliki tinggal di wilayah penyangga Bodetabek.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti, mengatakan, adanya kebutuhan perjalanan penumpang yang semakin kompleks dan perpindahan moda transportasi (antar maupun intra moda) belum terfasilitasi dengan baik dan belum sepenuhnya terintegrasi.

“Pertumbuhan tersebut mendorong berkembangnya berbagai macam jenis layanan transportasi umum di Jabodetabek,” ujar Polana, dalam keterangan tertulis (22/11/2021).

Baca juga: Cara Agar Tidak Ada Lagi Mobil yang Tertusuk Pagar Pembatas Jalan

Bus Kita Trans Pakuan resmi mulai beroperasi di Bogor, Selasa (2/11/2021). Moda transportasi ini selain akan menggantikan angkot juga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi warga di Kota Bogor.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Bus Kita Trans Pakuan resmi mulai beroperasi di Bogor, Selasa (2/11/2021). Moda transportasi ini selain akan menggantikan angkot juga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi warga di Kota Bogor.

“Seperti Bus Rapid Transit (BRT), kereta api perkotaan seperti KRL, LRT, MRT, taksi, angkutan online, dan sebagainya,” kata dia.

Menurutnya, pengembangan sistem transportasi di Jabodetabek masih terkotak-kotak, yang mengakibatkan perjalanan penumpang menjadi lebih lama, kurang nyaman, dan berbiaya lebih mahal.

Sehingga, menurut Polana, dibutuhkan dukungan dan kerja sama pemerintah pusat, pemerintah daerah serta pemangku kepentingan lainnya.

Baca juga: Toyota Veloz dan Avanza Calon MPV Sejuta Umat, SPK Mulai Menumpuk

Calon penumpang antre menunggu bus TransJakarta di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2020).  Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencari jalan keluar dan melakukan evaluasi atas terjadinya antrian panjang di halte Transjakarta, dengan hanya mengoperasikan 13 koridor bus mulai pukul 06.00 sampai 18.00 WIB dengan jarak waktu kedatangan bus (headway) 20 menit sekali, dampak dari penerapan social distancing.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Calon penumpang antre menunggu bus TransJakarta di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2020). Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencari jalan keluar dan melakukan evaluasi atas terjadinya antrian panjang di halte Transjakarta, dengan hanya mengoperasikan 13 koridor bus mulai pukul 06.00 sampai 18.00 WIB dengan jarak waktu kedatangan bus (headway) 20 menit sekali, dampak dari penerapan social distancing.

"Dengan sinergi yang baik, diharapkan dapat mewujudkan layanan transportasi yang seamless dan berkelanjutan, sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Jabodetabek,” ucap Polana.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, Jabodetabek merupakan wilayah aglomerasi terbesar se-Asia Tenggara berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurutnya, dengan jumlah penduduk yang terbilang masif dengan mayoritas usia produktif, membuat kebutuhan mobilitas menjadi tinggi dan harus diakomodir melalui penyediaan layanan transportasi yang prima.

Baca juga: Berlaku PPKM Level 3 Saat Libur Nataru, Ini Aturan Ojol Bawa Penumpang

Sejumlah angkutan kota (angkot) menunggu penumpang di depan Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11). ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya/aww/17.ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya/aww/17 Sejumlah angkutan kota (angkot) menunggu penumpang di depan Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11). ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya/aww/17.

“Kami bersama para pemangku kepentingan, terus berupaya menyediakan layanan transportasi perkotaan yang andal di Jabodetabek,” ujar Budi, pada kesempatan yang sama.

“Dengan adanya kemudahan layanan transportasi publik, ketergantungan dan kepercayaan masyarakat pada angkutan umum akan meningkat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah (share) pengguna,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau