Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk ODOL Masih Marak, Bermula dari Persaingan Tidak Sehat

Kompas.com - 21/10/2021, 17:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian truk Over Dimension dan Over Loading (ODOL) memang masih ada di Indonesia. Truk ODOL di sini artinya mempunyai dimensi yang dibuat lebih besar dan mengangkut beban yang melewati batas yang diizinkan.

Efeknya, truk menjadi lebih lambat di jalanan, bahkan banyak kasus kecelakaan yang terjadi karena truk ODOL. Walaupun begitu, pelaku truk ODOL ini masih saja banyak, padahal rencana di tahun 2023, ada Zero ODOL, alias sudah tidak ada lagi truk yang ODOL.

Kasus truk ODOL misalnya bisa dilihat pada video yang diunggah akun Sitinjau Lauik TV di Youtube. Pada video tersebut, terlihat truk Hino berwarna hijau sedikit kesulitan saat mau melintasi tanjakan.

Baca juga: Mekanik Tim Balap MotoGP Dipecat, Ketahuan Pakai Hasil Tes PCR Palsu

Jika dilihat dari dimensinya, panjang truk sudah diubah jadi lebih panjang. Selain itu juga muatan yang dibawa nampak sangat besar, melewati dari baknya.

Menanggapi maraknya truk ODOL, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan, hadirnya truk ODOL disebabkan persaingan harga antar pengusaha truk yang tidak sehat.

“Dunia persaingan pengusaha truk ini sudah tidak sehat. Seharusnya hanya truk dengan pelat nomor kuning yang bisa mencari muatan dengan membayar ongkos, tapi sekarang enggak jelas, yang pelat hitam juga boleh mencari muatan,” kata Gemilang kepada Kompas.com, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Alasan Sopir Truk Sering Ugal-ugalan di Jalan Raya

Selain itu, para pengusaha truk juga bersaing dengan memberikan harga paling murah dengan muatan paling besar. Jadi soal aturan dimensi maupun keselamatan, sudah tidak menjadi pertimbangan para pengusaha truk.

“Jadi yang penting murah, itu kan menguntungkan bagi pengguna jasa (pemilik barang). Tapi kalau sudah timbul masalah di perjalanan, tidak ada yang bertanggung jawab dengan barang yang dia bawa dengan ongkos semurah itu,” ucap Gemilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
yg rusak mental aparat,mungkin krn jln untuk jd aparat saja dah memeras dompet,akhir cari pengganti dijalanan,selalu berulang,demikian ketika terjun dipolitik berbiaya,yg terjadi broker-broker anggaran & proyek,kapan habisnya korupsi?, membalas komentar yono sebastian : selama aparat bisa di suap,, aturan sebaik dn sebagus apapun tiada gunanya...pemerintahan bobrok mentalnya, ,selamanya tumbuh subur truk odol


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau