Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2021, 14:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan berat jenis bus dan truk di Indonesia kembali marak. Beberapa di antaranya bahkan telah merenggut nyawa seperti terjadi pada akhir pekan lalu di Tol Cipularang.

Seiring dengan itu, berbagai tanggapan bermunculan baik mengkritik terkait kemahiran pengemudi truk dalam mengendalikan kendaraan, sampai imbauan pengendara lain agar meningkatkan atensinya bila di jalan raya.

Tidak terkecuali dari Ketua Umum Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo), Kyatmaja Lookman. Menurut dia, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan insiden tersebut hadir dan tampak selalu berulang.

Baca juga: Jadi Korban Tabrak Bus Sugeng Rahayu, Bahaya dari Belakang Memang Sulit Diprediksi

Kecelakaan truk terguling yang menimpa Hyundai Palisade di Tol Cipularang (16/10/2021).Screenshot Instagram @infobandungkota Kecelakaan truk terguling yang menimpa Hyundai Palisade di Tol Cipularang (16/10/2021).

"Pertama dari geometris jalan di Indonesia yang unik, tidak selalu lurus serta mulus. Sehingga dalam beberapa titik, rawan kecelakaan seperti di ruas Tol Cipularang, Jawa Barat KM 91," katanya saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/10/2021).

"Itu desain jalannya tidak landai, cukup tajam jadi sangat rawan bagi seluruh kendaraan khususnya truk atau bus. Kedua, dari keamanan kontainer terkait," lanjut Kyatmaja.

Pasalnya, sering kali kunci pengait antara trailer atau kerangka kendaraan ke kontainer (twist lock) patah atau tidak tersambung dengan benar ketika truk usai melakukan proses penempelan kontainer.

Petugas di pelabuhan pun sering lalai melakukan pemeriksaan kembali bagian ini. Sehingga dalam keadaan tertentu, kontainer akan terlepas dari bodi atau kerangkanya, terkhusus di tikungan atau turunan yang tajam.

Baca juga: Masyarakat Indonesia Hanya Butuh Mobil Listrik Murah

Kecelakaan maut di Jalan Wates-Purworejo tepatnya di kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pukul 03.20 WIB antara Bus Sugeng Rahayu Jurusan Surabaya-Bandung dengan truk kontainer. Dua tewas dan tiga luka ringan maupun serius dalam kecelakaan ini.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Kecelakaan maut di Jalan Wates-Purworejo tepatnya di kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pukul 03.20 WIB antara Bus Sugeng Rahayu Jurusan Surabaya-Bandung dengan truk kontainer. Dua tewas dan tiga luka ringan maupun serius dalam kecelakaan ini.

"Saat proses kontainer ditempel ke kerangka truk, kadang-kadang twist lock itu patah karena terlalu keras tekanan dari bebannya. Jadi sering kali, tidak terkunci sehingga saat terkena angin atau limbung, bisa terjatuh," katanya.

"Mirisnya, masih banyak truk yang hanya mengandalkan twist lock tersebut untuk mengunci kontainernya, baik untuk sudut depan maupun belakang. Jadi, sering dilihat kontainer terlepas dan menimpa kendaraan sekitar," lanjut Kyatmaja.

Oleh karena itu, menurut Kyatmaja, dalam upaya meningkatkan keselamatan seyogyanya dari Direktorat Perhubungan Laut atau otoritas pelabuhan harus memastikan keamanan penguncian bahwa kontainer di atas trailer.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com