Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Indonesia Hanya Butuh Mobil Listrik Murah

Kompas.com - 18/10/2021, 18:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam upaya mendorong daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor berbasis listrik di dalam negeri, dinilai tidak perlu muluk-muluk. Cukup dengan menghadirkan produk yang canggih tetapi harga masih terjangkau.

Sebab, karakteristik kebanyakan pengguna kendaraan di Indonesia bukanlah pecinta otomotif. Melainkan masyarakat yang butuh transportasi pribadi guna memudahkan aktivitasnya.

Apalagi, generasi muda (kalangan millenial dan generasi alpha) yang menjadi penerus sangatlah berfikir praktis dalam suatu hal. Seluruh kerumitan tentang kendaraan, termasuk efisiensi CO2 diserahkan semuanya ke diler.

Baca juga: Peran Strategis Indonesia di Rantai Pasok Global Kendaraan Listrik

Ilustrasi baterai mobil listrik Nissan Leafassemblymag.com Ilustrasi baterai mobil listrik Nissan Leaf

Demikian hasil riset akademisi dan pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu yang disampaikan dalam webinar, Jumat (15/10/2021) lalu.

"Sekarang ini hasil riset-riset kami menunjukkan bahwa mayoritas mayarakat tertarik pada kendaraan listrik itu karena interface-nya bernuansa high-tech (berteknologi tinggi) bukan konstruksi mesin dan sebagainya," kata dia.

"Ini yang jadi permasalahan, di mana pengkomunikasian dan pembangunan value terkait lingkungan hijau belum sampai. Apalagi ke generasi Z sebagai penerus yang akan tumbuh, sampai ke generasi alpha," lanjut Martinus.

Ia juga menilai, masyarakat belum mengenal baik prinsip terkait karakteristik pemakaian mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV). Maka, harga akan menjadi pertimbangan utama dalam pembelian.

Baca juga: Kendaraan Bakal Dapat Stiker Hologram Bukti Bayar Pajak

 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PT PLN (Persero) Dok. PLN Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PT PLN (Persero)

Cukup berbeda dengan generasi terdahulu, yang masih mengulik beragam aspek pada suatu kendaraan. Bahkan, kerap kali melakukan perbandingan walau merek masih jadi sudut pandang tersendiri.

"Mereka tidak tertarik mesinnya seperti apa, drive train-nya, ada battery management system, sistem baterai lithium-ion, dan lain-lain. Sama seperti generasi sekarang yang tak peduli lagi bahwa mobil punya busi dan komponen lainnya," kata Martinus.

"Sebab dengan sistem layanan dari diler atau ATPM yang sekarang, semua dipermudah. Kalau ada kendala, cukup hubungi bengkel atau diler. Terima beres saja, tinggal pakai," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau