Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2021, 17:36 WIB
Arif Nugrahadi,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi di industri otomotif kian beragam, termasuk di dalamnya mobil ramah lingkungan seperti hybrid sampai listrik murni. Di dunia, tak terkecuali Indonesia ikut merasakan majunya era tersebut.

Apalagi, Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar keempat di dunia yang merupakan pasar potensial. Emerging market adalah istilah yang disematkan karena pasar di Tanah Air terus tumbuh.

Baca juga: Mandalika Street Circuit Diklaim Jadi Trek Paling Canggih

Selama ini sebagian besar pasar otomotif Indonesia diisi produk-produk dari pabrikan Jepang. Pada 2019 akumulasi penjualan mobil mencapai 1,043 juta unit. Walaupun penjualan menurun karena pandemi, tetapi diyakini pasar akan kembali bergairah setelah pandemi usai.

Posisi Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar sangat diuntungkan dengan berkembangnya mobil listrik. Keuntungan itu bisa berlipat seandainya Indonesia mampu mengolahnya menjadi produk akhir berupa baterai.

Tidak terlalu muluk seandainya Indonesia serius ingin menjadi negara penghasil baterai mobil listrik, mengingat selama ini telah ada industri baterai untuk produksi elektronik. Indonesia bisa menarik investasi baru untuk pengembangan baterai mobil listrik atau menarik tambahan investasi agar pabrikan baterai elektronik juga mengembangkan baterai untuk mobil listrik.

Ilustrasi mobil listrik Hyundai Ioniq 6greencarreports.com Ilustrasi mobil listrik Hyundai Ioniq 6

Dengan keunggulan bahan baku baterai, seharusnya lebih mudah juga bagi Indonesia bisa menarik investasi pengembangan mobil listrik. Karena baterai adalah komponen dominan dalam mobil listrik. Secara rata-rata berat baterai mencapai 25% dari berat mobil.

Pabrikan-pabrikan Jepang ini telah memiliki skema pergantian teknologi ke mobil listrik. Dalam beberapa tahun ke depan mereka akan siap melempar ke pasaran. Dengan demikian, walaupun teknologi otomotif telah berubah, sepertinya pasar mobil listrik Indonesia ke depan tetap akan banyak diwarnai olah produk pabrikan Jepang.

Baca juga: Jadi Tuan Rumah WSBK dan MotoGP, Bendera Indonesia Dilarang Berkibar

Tapi bukan hanya Jepang, karena merek asal Eropa, Amerika Serikat (AS) hingga China pun akan mengikuti perkembangan teknologi tersebut.

Sebagai informasi, SAIC-GM-Wuling dilaporkan China Daily pekan lalu akan mulai memproduksi mobil listrik di Indonesia pada akhir 2022. Hal ini bagian dari strategi menjual mobil listrik di luar China pada tahun yang sama.

Rangka dan baterai pada mobil listrik murni Toyota, Lexus UX 300e.Toyota Rangka dan baterai pada mobil listrik murni Toyota, Lexus UX 300e.

Meski identitas mobil yang akan diproduksi di Indonesia belum terkuak, namun dikatakan berbasis platform Global Small Electric Vehicle (GSEV). Salah satu mobil sudah dibangun menggunakan platform ini adalah Hongguang Mini EV yang sangat laris di China.

Sejak diluncurkan pada 2020, sudah lebih dari 370 ribu unit Mini EV terjual. Shao Jie, salah satu pejabat eksekutif SAIC-GM-Wuling mengatakan perwakilan di 70 negara operasi perusahaan sudah menyatakan ketertarikan pada model yang dibuat dari platform GSEV.

Baca juga: Mobil Listrik Jangan Sampai Jadi Timbunan yang Tidak Terpakai

"Mulai 2022, kami akan meluncurkan beberapa model dari platform GSEV secara bertahap di China dan pasar luar negeri," ujar Shao pada Kamis (16/9/2021) di Kongres New Energy Vehicle kepada China Daily.

Mobil listrik di Indonesia sendiri seperti yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) optimistis bahwa program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air dapat terealisasi sesuai dengan peta jalan yang sudah ditentukan.

Dengan demikian, dua atau tiga tahun lagi mobil listrik produksi dalam negeri mulai bermunculan secara masif, mulai dari yang berharga terjangkau sampai dengan berteknologi canggih.

ILustrasi mobil listrikDok. Pixabay.com ILustrasi mobil listrik

Demikian dikatakannya saat memberi pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Reguler (PPRA) LXII dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII, Lembaga Ketahanan Nasional RI, Rabu (13/10/2021).

Untuk merealisasikannya, perkembangan hilirisasi produk nikel harus terus diperhatikan. Lalu, investor atau badan usaha milik negara (BUMN) juga harus didorong untuk mendirikan industri pengolahan di Indonesia.

Baca juga: Viral, Video Pencuri Ban Serep Tertangkap Petugas di Tol Cipali

"Kita setop ekspor bahan mentah dan paksa, entah BUMN, swasta kita, atau investor, untuk mendirikan industrinya di dalam negeri. Nanti Bapak dan Ibu bisa lihat dua atau tiga tahun lagi yang namanya mobil listrik mulai bermunculan dari negara kita," kata Jokowi.

Model mobil listrik itu sendiri di Indonesia, sudah mulai beragam seperti jenis hatchback, sedan, hingga SUV. Mobilnya seperti Hyundai Cona, DFSK Gelora, BMW i3 hingga Tesla dengan berbagai model.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com