Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transisi Menuju Zero Emission, Jenis BBM di Indonesia Perlu Dikurangi

Kompas.com - 07/10/2021, 09:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tersedia di pasaran dianggap masih terlalu banyak. Padahal untuk mewujudkan zero emission, penyediaan jenis BBM ramah lingkungan menjadi sebuah keharusan.

Seperti diketahui, melihat dari situs resminya, BBM produksi PT Pertamina yang tersedia di Indonesia ada sekitar 8 jenis.

Mulai dari Premium (RON 88), Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), hingga Pertamax Racing (RON 100).

Baca juga: Mau Tetap Murah, LCGC Harus Jadi Hybrid atau Mobil Listrik

Pertamina operasikan 76 SPBU Hijau alias GESPertamina Pertamina operasikan 76 SPBU Hijau alias GES

Sementara untuk BBM mesin diesel ada Bio Solar (CN 48), Dexlite (CN 51), dan Pertamina Dex (CN 53).

Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), mengatakan, BBM yang dijual di Indonesia sebagian besar masih merupakan BBM kotor atau di bawah standar Euro 4.

Pria yang akrab disapa Puput ini mendesak pemerintah agar hanya menyediakan BBM yang ramah lingkungan.

Baca juga: Akhirnya Daihatsu Buka Suara soal Generasi Baru Avanza-Xenia

Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Menurutnya, ketersediaan BBM yang lebih ramah lingkungan tidak menjadi perhatian pemerintah saat ini, karena terkait kepentingan bisnis BBM kotor yang melibatkan berbagai pihak.

“Jadi banyak juga negara-negara maju yang membuang BBM kotornya ke negara-negara dunia ketiga, Afrika Barat misalnya, dan juga Asia Tenggara. Celakanya Asia Tenggara itu Indonesia,” ujar Puput, dalam webinar yang dilansir dari Youtube infokpbb (6/10/2021).

“Perlu usaha serius dari masyarakat, khususnya kelompok muda, untuk mendesak tersedianya BBM yang lebih bersih, lebih ramah lingkungan, sebagai transisi menuju zero emission,” kata dia.

Baca juga: Jangan Lupa, Masa Berlaku SIM Bukan Berdasarkan Tanggal Lahir Lagi

Antrean SPBU di Trans Jawa selama libur natal dan tahun baru 2021 Antrean SPBU di Trans Jawa selama libur natal dan tahun baru 2021

Selain itu juga memberikan harga jual yang lebih masuk akal untuk BBM ramah lingkungan. Sehingga ada perubahan pola konsumsi masyarakat ketika membeli BBM.

Seperti diketahui, masyarakat umumnya membeli BBM berdasarkan preferensi harga termurah, bukan berdasarkan teknologi kendaraan yang dipakai.

“Presiden perlu segera mengambil langkah untuk restrukturisasi harga BBM, sehingga BBM ramah lingkungan memiliki harga yang lebih bersaing. Untuk itu dari 8 jenis BBM di Indonesia, harus disederhanakan menjadi 4 jenis BBM,” kata Puput.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau