JAKARTA, KOMPAS.com – Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tersedia di pasaran dianggap masih terlalu banyak. Padahal untuk mewujudkan zero emission, penyediaan jenis BBM ramah lingkungan menjadi sebuah keharusan.
Seperti diketahui, melihat dari situs resminya, BBM produksi PT Pertamina yang tersedia di Indonesia ada sekitar 8 jenis.
Mulai dari Premium (RON 88), Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), hingga Pertamax Racing (RON 100).
Sementara untuk BBM mesin diesel ada Bio Solar (CN 48), Dexlite (CN 51), dan Pertamina Dex (CN 53).
Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), mengatakan, BBM yang dijual di Indonesia sebagian besar masih merupakan BBM kotor atau di bawah standar Euro 4.
Pria yang akrab disapa Puput ini mendesak pemerintah agar hanya menyediakan BBM yang ramah lingkungan.
Menurutnya, ketersediaan BBM yang lebih ramah lingkungan tidak menjadi perhatian pemerintah saat ini, karena terkait kepentingan bisnis BBM kotor yang melibatkan berbagai pihak.
“Jadi banyak juga negara-negara maju yang membuang BBM kotornya ke negara-negara dunia ketiga, Afrika Barat misalnya, dan juga Asia Tenggara. Celakanya Asia Tenggara itu Indonesia,” ujar Puput, dalam webinar yang dilansir dari Youtube infokpbb (6/10/2021).
“Perlu usaha serius dari masyarakat, khususnya kelompok muda, untuk mendesak tersedianya BBM yang lebih bersih, lebih ramah lingkungan, sebagai transisi menuju zero emission,” kata dia.
Selain itu juga memberikan harga jual yang lebih masuk akal untuk BBM ramah lingkungan. Sehingga ada perubahan pola konsumsi masyarakat ketika membeli BBM.
Seperti diketahui, masyarakat umumnya membeli BBM berdasarkan preferensi harga termurah, bukan berdasarkan teknologi kendaraan yang dipakai.
“Presiden perlu segera mengambil langkah untuk restrukturisasi harga BBM, sehingga BBM ramah lingkungan memiliki harga yang lebih bersaing. Untuk itu dari 8 jenis BBM di Indonesia, harus disederhanakan menjadi 4 jenis BBM,” kata Puput.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/07/092200515/transisi-menuju-zero-emission-jenis-bbm-di-indonesia-perlu-dikurangi